Imbal hasil obligasi pemerintah Brasil bertenor 10 tahun telah menurun menjadi sekitar 13,65%. Penyesuaian ini mencerminkan ekspektasi investor terhadap kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter dari Bank Sentral Brasil (BCB), serta secara internasional, meskipun kekhawatiran tentang stabilitas fiskal tetap ada. Kementerian Keuangan baru-baru ini merevisi perkiraan pertumbuhan untuk tahun 2025 menjadi 2,2% dan menurunkan ekspektasi inflasi menjadi 4,6%. Prospek ekonomi yang lebih suram ini menunjukkan aktivitas ekspor yang menurun dan potensi penurunan pendapatan pajak. Selain itu, inflasi utama pada bulan Oktober turun menjadi 4,68%, perkembangan yang telah memicu spekulasi pasar tentang kemungkinan penurunan suku bunga secepat tahun 2026 dan telah mempersempit perbedaan imbal hasil Brasil dibandingkan dengan negara lain. Dalam pertemuan terbarunya, Bank Sentral mempertahankan suku bunga Selic pada tingkat tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu 15% tetapi menyatakan kesiapan untuk melonggarkan sikap kebijakannya jika kondisi ekonomi memburuk. Namun, masalah yang sedang berlangsung terkait dinamika utang publik dan proporsi besar utang jangka pendek yang terkait suku bunga terus menjaga premi risiko tetap tinggi, membatasi sejauh mana imbal hasil dapat menurun meskipun ada tren data yang muncul dan perkiraan kebijakan yang berubah.