Futures nikel di Inggris baru-baru ini naik kembali ke $14,800 per ton setelah mencapai titik terendah dalam empat tahun sebesar $14,455 pada 20 November. Kenaikan ini terjadi saat pasar mengevaluasi kembali sejauh mana kondisi kelebihan pasokan saat ini. Dalam upaya untuk mengatasi surplus, pemerintah Indonesia telah memperkenalkan peraturan baru, yang menetapkan bahwa izin untuk pemurnian nikel hanya akan diberikan kepada fasilitas yang memproduksi produk antara. Langkah ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengelola kelebihan pasokan yang dimulai pada tahun 2020, setelah larangan ekspor bijih oleh Jakarta. Selanjutnya, Indonesia mengurangi kuota penambangan nikel sebesar 120 juta ton menjadi 150 juta ton tahun ini, secara efektif mengurangi pasokan global sebesar 35% dari tingkat sebelumnya. Perkembangan ini mendorong perusahaan komoditas besar untuk membangun kilang di Indonesia, memicu lonjakan kapasitas dan mengakibatkan kelebihan pasokan. Akibatnya, persediaan nikel di gudang LME meningkat sebesar 90,000 ton tahun ini, melebihi 250,000 ton. Di sisi permintaan, meskipun pembelian baja tahan karat global tetap lesu, hal ini diimbangi oleh meningkatnya penggunaan nikel dalam produksi kendaraan listrik.