Pada hari Rabu, harga berjangka minyak sawit Malaysia tetap relatif stabil, berputar di sekitar MYR 4,030 setelah kenaikan yang diamati dalam dua sesi sebelumnya. Stabilitas ini terjadi di tengah penurunan aktivitas perdagangan saat pasar bersiap untuk liburan Natal pada hari Kamis. Meskipun penguatan ringgit membatasi pergerakan naik, dukungan datang dari kenaikan minyak nabati pesaing di pasar Dalian dan Chicago. Data ekspor menunjukkan tren yang beragam: Intertek Testing Services melaporkan peningkatan 2,4% dari bulan ke bulan dalam ekspor produk minyak sawit Malaysia dari 1 hingga 20 Desember, sementara AmSpec Agri Malaysia mencatat penurunan 0,87% selama periode yang sama. Dalam konteks global, Indonesia, produsen terbesar di dunia, telah menetapkan 15,65 juta kiloliter biodiesel berbasis sawit untuk mandat pencampuran tahun 2026, seperti yang dinyatakan oleh seorang pejabat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menyoroti permintaan yang stabil yang didorong oleh kebijakan. Sementara itu, di India, konsumen minyak sawit terbesar, impor naik sekitar 5% pada bulan November dibandingkan dengan Oktober, didorong oleh harga yang lebih kompetitif.