Rupiah Indonesia melemah menuju IDR 16.760 per dolar pada hari Rabu, setelah sempat menguat ke sekitar 16.700 pada sesi sebelumnya, terutama karena aktivitas perdagangan yang lesu selama periode liburan. Sentimen pasar dipengaruhi secara negatif oleh pendekatan kebijakan dovish Bank Indonesia, meskipun bank sentral mempertahankan suku bunga acuan di 4,75% untuk pertemuan ketiga berturut-turut pada pertengahan Desember, setelah pengurangan kumulatif sebesar 150 basis poin dari September 2024 hingga September 2025. Gubernur Perry Warjiyo menekankan bahwa masih ada potensi untuk pemotongan suku bunga lebih lanjut, dengan latar belakang inflasi yang rendah dan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama setelah bencana akhir November di Sumatra. Tahun ini, rupiah menjadi salah satu mata uang terlemah di Asia, dengan depresiasi sekitar 4,2%. Namun, depresiasi ini sebagian tertahan oleh antisipasi Indonesia dan Amerika Serikat yang akan memasuki perjanjian tarif timbal balik pada akhir Januari, yang akan diratifikasi oleh Presiden Prabowo Subianto dan Donald Trump. Di panggung global, indeks dolar turun mendekati level terendah 12 minggu sekitar 97,7, karena pelaku pasar memperhitungkan potensi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve tahun depan dengan latar belakang inflasi yang mereda dan pasar tenaga kerja yang melemah.