FX.co ★ 7 penyebab kesenjangan global
7 penyebab kesenjangan global
Latar belakang pendidikan
Menurut para analis, tingkat pendidikan adalah salah satu penyebab utama kesenjangan sosial. Pendidikan menentukan pendapatan masa depan masyarakat karena mereka dapat memperoleh pekerjaan berupah rendah atau berupah tinggi. Semakin baik tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat keterampilan untuk menjadi seorang pegawai. Korelasi antara tingkat pendidikan dan gaji dapat dilacak di negara-negara maju dan kota-kota besar. Namun, pendidikan dan aplikasinya bergantung pada kualitas pribadi seseorang.
Perkembangan teknologi inovasi
Sebagian pakar meyakini bahwa perkembangan teknologi inovatif adalah alasan dibalik tingkat pengangguran yang tinggi. Sehingga, kemajuan teknologi dalam bidang robotika menyebabkan kompetisi antara robot dan manusia. Hasilnya, manusia dapat kehilangan pekerjaan mereka. Namun, ini tidak hanya berkaitan dengan kelas pekerja namun juga pekerja intelektual. Karena perkembangan aktif kecerdasan buatan, robot dapat menggantikan manusia dalam beberapa bidang seperti sains dan seni. Oleh karena itu, kehilangan pekerjaan menyebabkan pemotongan upah dan kesenjangan.
Ketidaksetaraan gender di pasar buruh
Ketidaksetaraan gender di pasar buruh masih menjadi isu besar di sebagian besar negara-negara di seluruh dunia. Sebagai contoh, di AS, perempuan yang bekerja purna waktu, menerima hanya 77% dari gaji pria. Sebaliknya, pria yang bekerja paruh waktu dapat dibayar di bawah upah perempuan. Menurut para pakar, perbedaan tersebut merupakan hasil dari ketidaksetaraan gender dan pendekatan pekerjaan. Sehingga, saat mencari pekerjaan, perempuan tidak hanya memperhatikan besaran gaji mereka namun juga sejumlah faktor-faktor terkait seperti jam kerja yang longgar, tim yang bagus, dll.
Globalisasi
Globalisasi mengubah dunia yang kita tinggali setiap hari. Selain itu, kecenderungan ini semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Menurut para pakar, globalisasi memiliki dampak signifikan pada kesenjangan. Seiring dengan perdagangan internasional yang terus tumbuh, terdapat persaingan besar antara pekerja dari negara kaya dan miskin. Hasilnya, pendapatan pekerja di negara-negara maju menurun, sehingga meningkatkan ketegangan di masyarakat.
Pelonggaran kuantitatif (QE)
Pelonggaran kuantitatif adalah salah satu target utama kebijakan ekonomi di negara-negara Barat. Menurut para pakar, QE mendukung pertumbuhan ekonomi global. Uang yang diciptakan dalam program pelonggaran kuantitatif diarahkan langsung ke sektor keuangan. Langkah ini menguntungkan para pemilik aset besar, meski tidak efektif untuk rakyat.
Kebijakan suku bunga nol
Saat bank sentral menurunkan suku bunga acuan, bunga pinjaman publik juga menurun. Korporasi-korporasi terkaya dan menteri-menteri kabinet adalah yang paling diuntungkan dari suku bunga rendah karena mereka memiliki surat utang yang murah. Kebijakan suku bunga yang lebih rendah merangsang akumulasi utang yang menyebabkan kenaikan tajam dalam harga aset.
Penurunan daya beli
Menurut estimasi pakar, daya beli menurun hingga 99% selama 10 tahun terakhir. Pada rata-ratanya, daya beli menurun 5% setiap tahun. Hasilnya, masyarakat yang menerima pendapatan mereka dalam bentuk upah atau gaji dihadapi dengan depresiasi tabungan. Namun, penurunan daya beli menimbulkan risiko yang lebih kecil untuk para pemilik aset keuangan. Hal semacam ini menyebabkan kesenjangan langsung yang bergantung pada kebijakan pemerintah dari berbagai negara.