FX.co ★ COVID-19 dan minyak: 7 negara-negara dengan permintaan pemulihan
COVID-19 dan minyak: 7 negara-negara dengan permintaan pemulihan
China
China telah menjadi pemimpin diantara negara-negara dengan perekonomian yang pulih dengan cepat. Faktanya, negara ini mampu pulih dari krisis akibat pandemi lebih cepat dibandingkan dnegan negara-negara Asia lainnya. Oleh karena itu, sektor minyak di China meningkat. Negara ini kembali memperoleh status sebagai importir minyak terbesar di dunia. Saat pandemi meredakan cengkramannya di China, mobilitas warganya kembali meningkat. Pada akhirnya, harga bahan bakar di China kembali ke level awal pandemi.
India
India adalah negara kedua dimana konsekuensi negatif dari pandemic COVID-19 tidak mencegah industri minyak dari pemulihan. Ditengah wabah virus, permintaan bahan bakar turu secara signifikan dan sistem layanan kesehatan lumpuh. Pada Mei 2021, harga bahan bakar minyak dan diesel turun meskipun fakta bahwa tingkat mobilitas setempat tetap tinggi. Sebelumnya, lalu lintas India 57% dari level awal pandemi. Selain itu, aktivitas manufaktur juga turun. Menurut perkiraan awal, permintaan bahan bakar di India dapat turun 150.000 barel per hari.
Malaysia
Malaysia berada di ranking ketiga diantara negara-negara yang berhasil mengatasi dampak dari pandemi dan yang industri minyaknya pulih. Dikarenakan pengetatan pembatasan karantina yang meluas, permintaan minyak melambat bersamaan dengan lalu lintas. Pada Mei 2021, mobilitas populasi setempat 78,5% dibandingkan dengan level awal pandemi. Pada waktu yang sama, aktivitas dalam sektor manufaktur menurun. Lockdown nasional di Malaysia telah diperkenalkan hingga pertengahan Juli. Oleh karena itu, konsumsi bahan bakar diesel, serta aktivitas manufaktur, melemah. Distribusi vaksin COVID-19 yang berhasil diharapkan akan meningkatkan permintaan bahan bakar.
Indonesia
Indonesia adalah yang keempat dalam daftar negara-negara dengan pemulihan pesat sektor minyak. Menurut Pertamina Patra Niaga, peningkatan konsumsi banah bakar minyak dan diesel mendorong permintaan hingga 4-5% pada Mei 2021. Namun, ini diyakini merupakan kenaikan musiman pada harga. Namun, bulan ini, permintaan diperkirakan akan turun. Berdasarkan pada survei Apple, lalu lintas negara lebih padat bulan lalu dibandingkan dengan sebelum pandemi, sementara itu aktivitas manufaktur berada di level lebih tinggi dibandingkan dengan April 2021.
Jepang
Jepang berada di urutan kelima daftar negara yang berjuang mengatasi pukulan yang diberikan oleh industri minyak akibat pandemi. Pemerintah negara baru-baru ini memperpanjang pernyataan darurat COVID-19 hingga 20 Juni. Jepang telah menghadapi resesi ganda. Pada bulan Mei, lalu lintas negara diatas level awal pandemi, sementara itu aktivitas dalam sektor manufaktur sedikit turun dari April. Kilang minyak Jepang baru-baru ini secara aktif membeli minyak mentah.
Korea Selatan
Negara keenam dalam peringkat adalah Korea Selatan. Di bulan Mei, lalu lintas negara sekitar 69% dari level awal pandemi. Pada waktu yang sama, aktivitas Korea Selatan dalam industri manufaktur telah turun untuk bulan kedua berturut-turut. Menurut estimasi para ahli, pemulihan negara setelah pandemi COVID-19 lambat dan menantang.
Australia
Australia menurut 7 teratas kita. Faktanya, perekonomian mereka pulih dengan stabil di triwulan pertama 2021 akibat pembatasan dari COVID-19 yang buruk dan meningkatnya impor minyak ditengah penutupan kilang minyak lama. Oleh karena itu, cadangan lokal meningkat. Menurut Apple, lalu lintas Australia telah kembali ke level awal krisis sejak November 2020. Analis Wood Mackenzie menduga bahwa permintaan untuk bahan bakar minyak dan diesel di negara akan meningkat 10% di 2021. Konsumsi dan produk bahan bakar di wilayah Asia-Pasifik diyakini akan naik 14 juta barel per hari di triwulan kedua 2021.