FX.co ★ 5 eksekutif perempuan teratas yang memimpin bursa saham internasional
5 eksekutif perempuan teratas yang memimpin bursa saham internasional
Stacey Cunningham (NYSE)
Stacey Cunningham memuncaki daftar eksekutif perempuan yang sukses. Pada 2018, ia menjadi presiden New York Stock Exchange (NYSE). Ia terinsprirasi oleh karir ayahnya yang merupakan seorang trader populer. Cunningham tidak berencana untuk bekerja di bursa saham. Tapi setelah lulus dari Lehigh University (jurusan teknik industri), ia bekerja sebagai trader. Saat itu, perempuan adalah minoritas pada Dewan Direksi NYSE. Setelah sembilan tahun, Cunningham dikecewakan oleh bursa itu, yang menggunakan sedikit teknologi inovatif dan ia berhenti. Pada 2007, ia bergabung dengan NASDAQ sebagai direktor pasar modal. Pada 2012, Cunningham bergabung dengan NYSE. Pada 2015, ia ditunjuk sebagai COO bursa tersebut. Pada 2018, Cunningham menjadi presiden perempuan pertama NYSE. Ia terlibat dalam pengembangan dan modernisasi platform trading Pillar. Di bawah pengawasan Stacey Cunningham, NYSE sekarang aktif menggunakan kecerdasan buatan.
Adena Friedman (NASDAQ)
Adena Friedman menempati posisi kedua dalam daftar CEO perempuan bursa-bursa saham global. Setelah lulus dari Vanderbilt University, ia bergabung dengan NASDAQ sebagai analis bisnis pada 1993. Dimulainya kembali PORTAL, platform trading elektronik, adalah proyek sukses pertama Friedman. Kemudian, ia menerapkan sejumlah solusi teknologi yang diperlukan untuk memproses jumlah transaksi yang besar. Pada tahun 2000, Friedman menjadi wakil presiden eksekutif strategi korporat. Ia memegang peran kunci dalam berbagai merger dan akuisisi, termasuk akuisisi INET dan merger Bursa Saham Philadelphia dan Boston. Pada tahun 2011, Friedman bekerja di Carlyle Group, sebuah perusahaan investasi. Pada tahun 2014, Friedman menjadi Presiden dan COO NASDAQ. Menurut Adena Friedman, bursa-bursa saham besar seharusnya memiliki setidaknya satu perempuan dalam dewan direksinya.
Clara Furse (London Stock Exchange)
Clara Furse mengambil posisi terhormat ketiga dalam peringkat ini. Antara tahun 2001 dan 2009, ia memimpin London Stock Exchange. Sebelum bergabung dengan bursa itu, Furse adalah CEO Credit Lyonnais Rouse dan sebelumnya bekerja di UBS. Di UBS ia menjadi managing director pada tahun 1995 dan Global Head of Futures pada tahun 1996. Saat bekerja di London Stock Exchange, Furse menolak banyak tawaran akuisisi (dari Deutsche Börse, OMX, NASDAQ dan lainnya). Karena merger seperti itu tidak menguntungkan organisasi keuangan. Setelahnya, Furse berhasil menyelesaikan merger antara bursa Italia Borsa Italiana dan London Stock Exchange. Hasilnya, London Stock Exchange menjadi London Stock Exchange Group dan meluncurkan indeks FTSE 100. Pada waktu yang sama, Firse mencoba mengakuisisi LIFFE, tapi ia gagal. Terakhir, Euronext menjadi pemenangnya.
Laura Cha (Hong Kong Stock Exchange)
Laura Cha yang berkebangsaan Tiongkok menempati posisi keempat di antara eksekutif perempuan yang sukses. Ia adalah Chairman dari Hong Kong Stock Exchange Group. Cha juga menjabat sejumlah posisi senior di dalam bursa itu dan organisasi lainnya, seperti World Federation of Exchanges, Unilever PLC, dan HSBC Bank Corporation. Sebelumnya, Laura Cha menjabat sebagai Wakil Presiden China Securities Regulatory Commission. Pandemi COVID-19 tidak mencegah Hong Kong Stock Exchange meningkatkan keuntungannya hingga 1% menjadi $674 juta. Berkat kompetensi Laura Cha dan penawaran publik kedua perusahaan-perusahaan daratan Tiongkok, bursa itu dapat meraih laba. Laba Hong Kong Stock Exchange terus naik meski IPO ditolak oleh Jack Ma, pendiri Ant Group. IPO diperkirakan menjadi yang terbesar dalam sejarah bursa saham itu.
Leila Fourie (Johannesburg Stock Exchange)
Leila Fourie, Group CEO dari Johannesburg Stock Exchange, mengakhiri daftar 5 eksekutif sukses teratas. Ia memperoleh posisi ini pada 2019. Khususnya, bursa itu memiliki 8 direktur perempuan dalam dewan direksinya yang terdiri dari 11 anggota. Sebelum menjabat sebagai CEO, Fourie adalah CEO dari Jaringan Pembayaran Australia. Organisasi ini mencakup banyak institusi keuangan seperti bank, serikat kredit, koperasi, dll. Saat ini, Fourie mendukung integrasi bursa-bursa saham di Afrika. Menurutnya, penggabungan mereka akan menguntungkan pasar dan juga investor. Fourie mendukung iklusi keuangan, serta mendukung usaha kecil dan menengah. Bursa meluncurkan listing AltX terpisah untuk usaha kecil dan menengah.