FX.co ★ Empat faktor untuk menaikkan harga emas
Empat faktor untuk menaikkan harga emas
Inflasi yang meningkat
Kegagalan Fed untuk mengatasi inflasi yang memuncak bisa menjadi pengendali utama harga minyak. Di akhir 2021, Ketua Fed Jerome Powell mengakui risiko inflasi, meskipun menyebutnya singkat. European Central Bank juga mungkin akan mengikuti langkah regulator AS dalam waktu dekat. Sebelumnya, Presiden ECB Christine Lagarde mendukung ide yang sama, dan menekankan sifat inflasi sementara. Namun, situasi ini telah berubah. Dalam jangka pendek dan menengah, tekanan inflasi kemungkinan akan tetap ada. Pada gilirannya, ini bisa memenuhi permintaan untuk aset safe-haven, termasuk emas. Saat ini, kami menyaksikan beberapa perubahan fundamental, terutama ekonomi dan politik. Terhadap latar belakang ini, emas mungkin akan kembali memperoleh nilai berkat meningkatnya minat antara investor.
Kebijakan moneter terkini dari bank sentral
Bank sentral sedang berupaya untuk memperketat kebijakan moneternya ditengah inflasi yang meningkat dan kewajiban utang yang penting. Secara khusus, level utang yang tinggi tercatat dalam sekuritas utang, di beberapa perusahaan, dan rumah tangga pribadi. Di akhir 2020 – di awal 2021, utang nasional AS naik 19 (menjadi 99% dari PDB), menunjukkan kenaikan tercepat. Sementara itu, utang individu dan perusahaan naik 14% menjadi 178% dari PDB. Terhadap latar belakang ini, penguatan kebijakan moneter tampak beralasan. Skenario ini kemungkinan akan mendorong harga emas lebih tinggi.
Suku bunga riil
Investor, yang bertaruh terhadap emas, berharap bahwa regulator global akan mempertahankan kebijakan moneter tetap tidak berubah. Namun, sebagian besar dari investor telah berubah pikiran sejak bank sentral siap untuk mengambil langkah radikal. Peserta pasar memahami bahwa perubahan tidak dapat dihindari dan menentukan penguatan kebijakan moneter. Suku bunga yang lebih tinggi bisa mengakibatkan penurunan pada pasar dan melemahkan perekonomian. Jika prediksi ini menjadi kenyataan, imbal hasil akan menjadi negatif, sedangkan harga emas akan naik.
Potensi kenaikan
Analis memberikan perkiraan positif untuk emas setelah kenaikan 2 tahun di 2019 dan 2020 (masing-masing pada 18,9% dan 24,6%). Secara khusus, pada Agustus 2020, logam mulia ini meroket 80%. Untuk dua tahun terakhir, emas telah menjadi aset safe-haven penting ditengah tingginya volatilitas pasar. Situasi ini terutama disebabkan oleh pandemi virus corona yang memaksa investor untuk beralih ke logam mulia. Emas membantu lindung dana dari risiko resesi, turbulensi pasar saham, inflasi yang meningkat, dan black swan lainnya. Menurut estimasi, potensi kenaikan emas bisa dijelaskan oleh lindung dana dan harga yang masuk akal. Sebagian besar investor mampu membeli logam mulia. Emas secara khusus diperdagangkan dengan stabil terhadap dolar AS. Itulah mengapa 2022-2023 bisa membawa keuntungan besar.