FX.co ★ Devaluasi Satu Hari: 5 Mata Uang yang Terdepresiasi Tajam
Devaluasi Satu Hari: 5 Mata Uang yang Terdepresiasi Tajam
Bolivar Venezuela (devaluasi - 100,3%)
Bolivar Venezuela memimpin 5 mata uang teratas yang terdepresiasi tajam. Peristiwa penting bagi mata uang nasional ini berlangsung pada tanggal 11 Januari 2010, Presiden Venezuela, Hugo Chavez, menetapkan arah untuk devaluasi bolivar yang terkendali (sebesar 17%, menjadi 2,6 bolivar per $1). Tujuan dari operasi keuangan ini adalah untuk meningkatkan pendapat ekspor minyak dan merangsang ekspor. Akan tetapi, mata uang nasional turun jauh lebih banyak dari yang diperkirakan pemerintah. Setelah keputusan pihak berwenang, untuk $1 di pasar gelap negara itu harganya 6 bolivar. Akibatnya, bolivar Venezuela tenggelam sebesar 100,3%.
Kwacha Malawi (devaluasi - 49,9%)
Kwacha Malawi merupakan pemegang rekor lain untuk penyusutan dalam satu hari. Hal ini terjadi pada tanggal 7 Mei 2012, ketika Bank Sentral Malawi melepaskan ikatan nilai tukar mata uang nasional dari dolar AS. Langkah ini dilakukan atas permintaan Dana Moneter Internasional (IMF). Akibatnya, kurs kwacha Malawi turun hampir sebesar 50% di pasar gelap negara itu. Warga Malawi menghabiskan beberapa hari mengantri untuk membeli bahan bakar dan kebutuhan dasar.
Hryvnia Ukraina (devaluasi - 49%)
Hryvnia Ukraina juga gagal menghindari devaluasi satu hari dan turun sebesar 49%. Hal ini berlangsung pada tanggal 5 Februari 2015, ketika Bank Nasional Ukraina membatalkan lelang mata uang harian di pasar valuta asing. Sebagai referensi, mereka diperlukan untuk menentukan nilai tukar keseimbangan hryvnia. Operasi keuangan ini direkomendasikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Akibatnya pasar bereaksi dengan turunnya nilai tukar hryvnia, yang pada puncaknya melebihi 30 hryvnia per 1 USD.
Tenge Kazakhstan (devaluasi - 27,9%)
Rekor devluasi satu hari lainnya adalah tenge Kazakh, yang terdepresiasi sebesar 27,9%. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 Agustus 2015 di lelang Bursa Efek Kazakhstan. Pada hari ini, tingkat rata-rata tertimbang mata uang nasional tetap terhadap dolar AS meningkat sebesar 66,88 tenge, hingga 255,26 tenge per 1 USD. Ini adalah bagaimana pasar bereaksi terhadap transisi ke nilai tukar mata uang nasional yang mengambang bebas. Keputusan ini dibuat oleh Perdana Menteri Kazakhstan, Karim Massimov. Selama periode devaluasi, bank dan kantor pertukaran mata uang ditutup sementara, dan barang-barang impor naik harga dengan tajam.
Rubel Rusia (devaluasi - 15,3%)
Rubel Rusia menutup 5 mata uang teratas yang tenggelam tajam dalam 1 hari. Pada malam 15-16 Desember 2014, Bank of Rusia menaikkan suku bunga acuan segera sebesar 6,5% menjadi 17% per tahun. Hal ini menyebabkan devaluasi mata uang nasional, yang turun 15,3%. Para ahli percaya bahwa alasan untuk ini adalah runtuhnya harga minyak dan transisi ke float bebas rubel. Saat ini, banyak analis takut akan terulangnya skenario ini.