FX.co ★ 5 upacara penobatan mewah teratas

Penobatan Raja Bhutan

Jigme Khesar Namgyel Wangchuck adalah Raja Bhutan kelima, dinobatkan pada tahun 2008. Saat itu dia baru berusia 28 tahun, yang membuatnya menjadi penguasa termuda di dunia saat itu. Bhutan merayakan naik tahtanya dengan ritual pengukuhan dan acara budaya massal selama empat hari. Beberapa ratus ribu orang, baik penduduk setempat maupun tamu asing, terlibat dalam perayaan tersebut.

Penobatan Kaisar Jepang

Akihito, kaisar ke-125 Jepang, naik tahta pada tahun 1989. Dia memerintah negara itu selama 30 tahun dan turun tahta pada usia 86 tahun. Penobatannya pada tahun 1990 menjadi salah satu upacara termahal dalam sejarah modern. Lebih dari 2 miliar yen dihabiskan untuk upacara tradisional di mana Kaisar berdoa untuk kemakmuran negaranya. Perayaan lain juga menghabiskan banyak uang. Sebanyak 3.500 tamu diundang untuk menghadiri 7 perjamuan dalam rangka penobatan Akihito.

Penobatan Pangeran Monako

Pangeran Monako Albert II dimahkotai pada November 2005 pada usia 47 tahun. Perayaan kemegahan negara itu termasuk misa khidmat, parade militer, dan pertandingan sepak bola sebagai bagian dari kejuaraan sepak bola Prancis. Namun, kemeriahan yang paling mewah adalah penyambutan tamu-tamu petinggi di Hotel De Paris, sebuah hotel mewah ikonik di Monako.

Penobatan Raja Thailand

Penobatan Maha Vajiralongkorn terjadi 3 tahun setelah naik tahta, pada Mei 2019. Itu adalah penobatan pertama Thailand dalam 70 tahun, yang menjelaskan kemewahannya. Perayaan berlangsung selama tiga hari. Selain ritual tradisional, upacara tersebut juga mencakup prosesi berjalan kaki melalui jalan-jalan Bangkok, beberapa pertemuan raja dengan perwakilan misi diplomatik, dan parade akbar tongkang kerajaan di sepanjang Sungai Chao Phraya dengan partisipasi lebih dari 2 ribu pendayung.

Penobatan Sultan Brunei

Hassanal Bolkiah, Sultan Brunei saat ini, adalah seorang sybarite sejati di awal masa pemerintahannya. Penobatannya pada akhir 1960-an menjadi salah satu upacara paling megah dan luas dalam sejarah. Khusus untuk acara tersebut, dibuatkan singgasana berlapis kulit harimau. Itu juga dilengkapi dengan alat pendukung emas menyerupai tangan untuk membantu raja membawa mahkota seberat 3 kg di kepalanya.