FX.co ★ Tujuh Negara dengan Kebijakan Kerja Empat Hari per Minggu
Tujuh Negara dengan Kebijakan Kerja Empat Hari per Minggu
Belgia
Pada tahun 2022, Belgia mengadopsi pendekatan inovatif terhadap pengaturan jam kerja. Belgia menjadi negara pertama di Uni Eropa yang secara resmi menawarkan kemungkinan transisi ke empat hari kerja dalam seminggu, dengan total jumlah jam kerja menjadi 40 jam. Dengan cara ini, produktivitas orang Belgia tidak menurun karena jadwal kerja mereka menjadi lebih intensif. Namun, mereka mendapat hari libur ekstra untuk urusan pribadi.
Belanda
Belanda telah lama terkenal dengan komitmennya terhadap keseimbangan kehidupan-pekerjaan. Saat ini, negara ini memimpin dunia dalam jumlah jam kerja terkecil per minggu. Berdasarkan data resmi, rata-rata jam kerja dalam seminggu di negara ini hanya 29 jam. Meskipun Belanda tidak memiliki hari kerja resmi selama empat hari dalam seminggu, banyak perusahaan yang telah menerapkannya, menggarisbawahi keinginan negara untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengurangi jam kerja.
Denmark
Denmark saat ini menduduki peringkat kedua dunia dalam hal jumlah jam kerja per minggu terkecil. Rata-rata jam kerja mingguan di negara ini adalah 33 jam. Khususnya di Denmark, empat hari kerja dalam seminggu tidak diperbolehkan secara resmi. Namun, banyak orang Denmark yang sudah lama mengikuti jadwal ini. Jika mereka bekerja lima hari dalam seminggu, mereka mempunyai kesempatan untuk meninggalkan tempat kerja pada pukul 16.00 setiap hari untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, menjemput anak dari sekolah atau taman kanak-kanak, dan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Australia
Australia juga secara aktif menerapkan pendekatan inovatif terhadap manajemen waktu kerja. Saat ini, 20 perusahaan lokal sedang bereksperimen dengan empat hari kerja dalam seminggu sebagai bagian dari program percontohan. Pengusaha di Australia mewajibkan karyawannya bekerja 38 jam per minggu. Rencana baru yang dikenal sebagai "100:80:100" ini menunjukkan bahwa karyawan akan menerima gaji penuh (100%) jika mengurangi jam kerja hingga 80% dari jam standar dan mempertahankan produktivitas 100%.
Jepang
Jepang, yang terkenal dengan pengabdiannya pada pekerjaan, kini juga mengambil langkah untuk mengubah tradisi. Sejak tahun 2021, pemerintah telah mulai memberi penghargaan kepada perusahaan yang memulai transisi ke empat hari kerja dalam seminggu. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk memerangi "karoshi", yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "kematian akibat kerja berlebihan". Dengan cara ini, pihak berwenang berupaya mengurangi stres akibat pekerjaan yang melelahkan. Langkah ini juga diyakini akan membantu dalam meningkatkan angka kelahiran di negara tersebut, yang sangat penting bagi Jepang yang memiliki populasi lansia yang besar.
Inggris Raya
Pada tahun 2022, Inggris bergabung dengan sejumlah negara yang menjajaki kemungkinan dan manfaat dari empat hari kerja dalam seminggu. Lebih dari 60 perusahaan dan total 300 karyawan berpartisipasi dalam percobaan ini. Hasil eksperimen ini mengejutkan pemerintah, karena hasil utamanya adalah menurunnya hari sakit hingga 65%. Hal ini kembali menekankan dampak positif dari pengurangan minggu kerja terhadap kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
Portugal
Di Portugal, eksperimen empat hari kerja dalam seminggu dimulai pada bulan Juni 2023. Eksperimen ini melibatkan lebih sedikit jam kerja tanpa mengurangi upah. Hal ini dilakukan tanpa dukungan finansial dari negara. Namun demikian, 46 perusahaan secara sukarela berpartisipasi dalam proyek ini. Pada akhir percobaan tahap pertama, diperoleh hasil yang menjanjikan. Jadi, dengan diterapkannya empat hari kerja dalam seminggu, tingkat kecemasan karyawan dan masalah tidur menurun 20%. Oleh karena itu, diputuskan untuk melanjutkan percobaan ini.