FX.co ★ 8 pengusaha AS yang secara terbuka menentang Donald Trump
8 pengusaha AS yang secara terbuka menentang Donald Trump
Presiden Donald Trump mempromosikan dirinya sebagai seorang pejuang untuk perkembangan dan dukungan bisnis, namun banyak pebisnis ternama AS terang-terangan menentang pemerintahan Gedung Putih dan kebijakan-kebijakannya dalam bidang imigrasi dan keamanan lingkungan.
Sheryl Sandberg, COO Facebook
Sheryl Sandberg menentang larangan imigrasi Presiden Trump dalam sebuah posting yang mengatakan bahwa perintah eksekutif tersebut berlawanan dengan "hati dan nilai-nilai yang menunjukkan yang terbaik dari negara kita. "Keluarga-keluarga telah dipisahkan," tulis Sandberg di Facebook. "Anak-anak yang ketakutan ditahan di bandara tanpa orang tua mereka. Orang-orang yang mencari suaka ditolak dan dikirimkan kembali ke daerah berbahaya yang baru saja mereka tinggalkan dengan susah payah. Hal ini tidak seharusnya terjadi di Amerika."
Ia juga mengeluarkan pendapat negatif mengenai keputusan lain pemerintahan Trump .
Kevin Plank, CEO Under Armour
Selama wawancara pada acara “Fast Money Halftime Report" di CNBC pada hari Selasa, CEO Under Armour, Kevin Plank, mengatakan bahwa ia tadinya adalah seorang penggemar besar Presiden Donald Trump dan ia yakin bahwa Trump merupakan "aset berharga untuk negara." Pernyataan Plank muncul setelah pertemuannya pada bulan Januari di Gedung Putih yang juga diikuti oleh para pimpinan bisnis besar untuk membahas masa depan manufaktur dan penciptaan lapangan kerja di Amerika. Opininya menerima banyak respon negatif dari orang-orang yang tidak sepakat dengan kebijakan Presiden Trump. Namun, setelahnya Plank mengeluarkan iklan sehalaman penuh pada surat kabar Baltimore Sun untuk menentang larangan perjalanan dari Trump untuk warga-warga yang berasal dari negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.
Travis Kalanick, CEO Uber
CEO Uber, Travis Kalanick, meninggalkan dewan penasihat Presiden Trump setelah Independent Drivers Guild mengeluarkan sebuah petisi yang meminta Kalanick untuk mundur, untuk mendukung para imigran.
Elon Musk, CEO Tesla and SpaceX
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, mengatakan bahwa ia tidak memiliki "pilihan" selain meninggalkan dewan penasihat Trump (sebuah dewan penasihat ekonomi dan Inisiatif Pekerjaan Manufaktur). Ia memilih untuk tetap pada dua dewan Trump tersebut meski terdapat kritik terkait larangan imigran yang diajukan Presiden, namun ia menolak keputusan presiden untuk keluar dari kesepakatan iklim Paris. Para pakar yakin bahwa Musk berupaya untuk mempengaruhi retorika presiden dalam hal ekologi dan polusi lingkungan.
Bob Iger, CEO Disney
CEO Disney, Bob Iger, telah berhenti dari dewan penasihat bisnis Presiden Donald Trump karena keputusan Trump untuk menarik AS keluar dari perjanjian iklim Paris.
"Sebenarnya, saya telah mengundurkan diri dari Dewan Presiden karena penarikan AS dari #ParisAgreement," cuit Iger dalam Twitter. Disney mengeluarkan pernyataan yang lebih panjang dari Iger: "Melindungi planet kita dan mendorong pertumbuhan ekonomi sangatlah penting bagi masa depan kita dan mereka tidak eksklusif. Saya sangat tidak sepakat dengan keputusan untuk menarik diri dari Perjanjian Paris dan karena hal prinsip, mengundurkan diri dari dewan penasihat presiden."
Peter Thiel, CEO PayPal
Peter Thiel selalu dianggap sebagai pendukung kebijakan dan pandangan Donald Trump. Thiel bahkan mendukung pencalonannya pada Konvensi Nasional Partai Republik. Namun, setelah mempertimbangkan ketidakpuasan publik terhadap kebijakan presiden AS yang baru, pendiri PayPal tersebut mengubah pikirannya. Ia telah menjauh dari Trump dalam banyak perbincangan pribadi, dengan menggambarkan beragam penjelasan akan sebuah pemerintahan yang "tidak kompeten", dan bahkan dapat berakhir dalam "bencana."
Brian Krzanich, CEO Intel
CEO Intel, Brian Krzanich, merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa ia juga mundur dari dewan. "Pagi hari ini, saya mengajukan pengunduran diri saya dari Dewan Manufaktur Amerika," tulis Krzanich. "Saya mengundurkan diri untuk meminta perhatian pada bahaya besar yang disebabkan oleh iklim politik yang terbagi ke beberapa isu penting, termasuk pentingnya mengatasi penurunan manufaktur Amerika. Agenda-agenda politik telah mengesampingkan misi penting membangun kembali basis manufaktur Amerika.
Richard Trumka, Presiden AFL-CIO
Richard Trumka, Presiden AFL-CIO, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia meninggalkan dewan manufaktur Presiden Donald Trump karena respon presiden terhadap kekerasan di Charlottesville. "Kami tidak dapat duduk di sebuah dewan untuk seorang Presiden yang mentolerir paham fanatisme dan terorisme domestik," Trumka mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Pernyataan Presiden Trump hari ini membantah pernyataannya kemarin mengenai KKK dan neo-Nazi. Kami harus mengundurkan diri atas nama rakyat pekerja Amerika, yang menolak seluruh legitimasi kelompok-kelompok bigot tersebut."