Apa itu Gas Fee ? Gas fee adalah sebuah nilai yang perlu dikeluarkan seseorang dalam melakukan transaksi atau menyusun kontrak baru didalam sistem blockchain Ethereum, jadi bisa dibilang gas fee itu semacam bayar pajak atau biaya admin dan potongan lain lain, dari beberapa exchange bisa saja gas fee nya akan berbeda beda ada yang murah dan ada yang mahal, oleh sebab itu sebagai investor yang bagus harus pintar dalam memilih exchange yang menurut kita baik dan menguntungkan dalam jangka panjangnya. Saya sendiri waktu itu sempat mendapat airdrop pada aplikasi telegram dan ketika saya coba untuk memindahkan ke wallet ternyata disuruh membayar Gas Fee yang menurut saya mahal, dan akhirnya sampai sekarang airdrop nya dibiarkan begitu saja terbengkalai. Dalam aktivitas rutin di sistem blockchain Ethereum, gas fees digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dari mesin virtual Ethereum (EVM). Sehingga, aplikasi terdesentralisasi (decentralized apps) yang berjalan di atas sistem blockchain Ethereum, seperti smart contracts, dapat berjalan secara mandiri dan aman. Dalam sistem blockchain Ethereum, gas fees biasanya dihitung dalam satuan Gwei. Gwei sendiri merupakan fraksi kecil dari Ether (ETH), sebuah aset kripto resmi yang digunakan di atas jaringan Ethereum. Tarif gas fees sendiri ditentukan oleh penawaran dan permintaan antara penambang dan pengguna jaringan Ethereum melalui proses lelang. Konsep dari
gas fees adalah biaya transaksi di jaringan Ethereum. Namun sebenarnya, biaya tersebut adalah turunan dari segala beban dan biaya komputasi yang dikeluarkan penambang di jaringan Ethereum. Nah.. lantas jika kita menggunakan jaringan selain Ethereum apakah ada gas fee nya juga? Kalau tidak salah waktu itu saya sempat melakukan transaksi pada jaringan BSC (BEP20) ternyata ada gas fee nya juga namun sangat murah yaitu sekitar 0,35 USDT. Gas Fee itu ibarat kita sedang menggunakan mobil yang tentunya membutuhkan bahan bakar yaitu bensin. Sebagai gambaran, sebuah mobil membutuhkan Y liter bensin untuk bergerak sejauh X kilometer. Dalam hal ini, X menunjukkan nilai utilitas sementara Y mengindikasikan ongkos bensin. Nah, kemudian, mari salin analogi tersebut ke dalam sistem Ethereum. Nilai transaksi Ethereum mungkin hanya bernilai 50 ETH (X), namun kegiatan itu membutuhkan biaya pemrosesan sebesar 1/100.000 ETH (Y). Maka dari itu,
gas fees bisa dibilang merujuk pada biaya “pengangkutan” di transaksi Ethereum, bukan nilai asli dari aset kripto ETH itu sendiri. Sebagai penambang yang baik tentunya harus pinta dalam memperhitungkan berapa besar pendapatan profit serta pengeluaran gas fee nya, jika dirasa masih dalam keuntungan yang wajar maka penambang tidak perlu cemas, karena secara keseluruhan masih mendapat keuntungan yang mantap.
Gas fees juga mengenal satu konsep yang disebut
gas limit. Yakni, jumlah maksimum energi atau gas yang bersedia dikeluarkan seorang pengguna dalam satu transaksi tertentu. Semakin tinggi
gas limit, maka seorang pengguna perlu melakukan transaksi lebih banyak lagi menggunakan ETH atau
smart contract. Tujuannya, agar
gas fees yang dibayarkan bisa lebih murah.
