USD berhasil mempertahankan momentum bullish atas JPY meskipun ada sejumlah laporan suram yang dirilis baru-baru ini yang menunjukkan melemahnya JPY.
Penjualan Retail AS secara tak terduga jatuh ke bawah level 0 di bulan Februari yang datang sebagai kejutan yang tak menyenangkan sebagai salah satu kriteria terpenting untuk aktivitas konsumen yang menunjukkan kemungkinan perubahan dalam inflasi. Aktivitas Manufaktur menunjukkan peningkatan. Namun, menurunnya Penjualan Retail dan Penjualan Retail Inti (Core Retail Sales) yang memasuki area kontraksi diduga akan menyebabkan melemahnya USD. Hilangnya momentum dalam aktivitas konsumen dipandang sebagai hasil dari kenaikan suku bunga, melemahnya perekonomian dunia, dan konflik perdagangan AS-China yang tengah berlangsung, dan Brexit.
Pada hari Jumat, Departemen Buruh AS akan merilis laporan kepentingan utama. Para analis memiliki beragam ekspektasi pada data ketenagakerjaan swasta yang dapat menutupi kenaikan USD minggu ini. Di samping itu, laporan Average Hourly Earnings akan dirilis dengan kemungkinan penurunan hingga 0,2% dari nilai sebelumnya, 0,4%, Non-Farm Employment Change diperkirakan akan melonjak hingga 175.000 dari angka sebelumnya 20.000, dan Unemployment Rate diperkirakan tidak akan berubah pada 3,8%. Laporan Core Durable Goods Orders AS hari ini akan dirilis yang diperkirakan akan meningkat hingga 0,3% dari nilai sebelumnya -0,2% dan Durable Goods Orders diperkirakan akan menurun hingga -1,1% dari nilai sebelumnya 0,3%.
