OPEC mengatakan pada hari Selasa bahwa organisasi itu akan mematuhi kuota produksi mereka yang telah disepakati sebelumnya. Ini berarti bahwa persediaan akan naik 400.000 b/d lagi bulan depan.
Kelompok itu yakin bahwa permintaan akan cukup tinggi untuk menjaga harga tetap tinggi meski persediaan meningkat.
Namun, banyak anggota organisasi yang berjuang untuk mencapai kuotasi mereka, khususnya pada November 2021 lalu, OPEC mengurangi produksi hingga 117%.
Tingkat kepatuhan yang tinggi - lebih dari 100% - menunjukkan bahwa OPEC sebenarnya memproduksi volume yang lebih rendah dibandingkan dengan kuota gabungan.
10 anggota OPEC terikat oleh perjanjian, kecuali produsen minyak yang dikecualikan seperti Iran, Venezuela dan Libya telah membuat pengurangan sebanyak 122%.
Sebagian analis khawatir jika OPEC terlalu patuh dengan batasannya, sehingga mereka tidak mampu memenuhi kuota produksi. Alasan untuk ini adalah minimnya perawatan ladang minyak dan peralatan di sebagian negara anggota yang mengalami permasalahan lain dalam beberapa tahun ke belakang, termasuk diantaranya adalah Irak, Nigeria dan Angola.
Yang lebih mengkhawatirkan, sementara negara-negara anggota itu berjuang meningkatkan produksi, kapasitas kosong dari mereka yang dapat menghasilkan minyak lebih banyak akan berkurang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Ini berarti bahwa jika permintaan tetap kuat sepanjang tahun ini, antusiasme Gedung Putih untuk kelanjutan kebijakan-kebijakan OPEC bisa jadi prematur.
