Tampaknya emas mengalami kesulitan untuk bertahan di atas $1.800. Salah satu alasan utamanya adalah hasil produksi AS yang biasa-biasa saja di bulan Januari.
Pada hari Selasa, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa indeks manufaktur turun hingga 57,6% pada bulan Januari, sedikit lebih rendah dari 58,7% pada bulan Desember. Tetapi, penurunan ini tidak mengejutkan karena para ekonom sudah memperkirakannya. Rupanya, meskipun aktivitas manufaktur tetap stabil bulan lalu, ada peningkatan tajam dalam tekanan inflasi, yang mendorong indeks harga naik hingga 76,1%.
Timothy Fiore, Kepala ISM, menyatakan bahwa sektor ini terus didorong oleh permintaan dan pasokan yang ketat, tetapi Januari adalah bulan ketiga yang menunjukkan tanda-tanda peningkatan efisiensi tenaga kerja dan supplier. Namun demikian, ada beberapa kekurangan intermediate materials yang penting, serta kesulitan pada transportasi produk dan kekurangan tenaga kerja di pabrik-pabrik.
Melihat komponen lain dari laporan tersebut, pesanan baru turun menjadi 57,9%, dari 61% di bulan Desember. Indeks produksi juga turun 57,8%, dari 59,4% di bulan sebelumnya.
Sisi baiknya, pasar tenaga kerja berkembang dengan lancar, dengan indeks ketenagakerjaan naik menjadi 54,5%, dari 53,9% di bulan Desember.
Andrew Hunter dari Capital Economics menyatakan laporan ini menjadi pertanda baik untuk aktivitas di masa depan.
Tetapi, tidak diragukan lagi bahwa AS menghadapi kekurangan kapasitas manufaktur, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Ada juga sejumlah alasan mengapa penurunan pertumbuhan produksi dapat diperkirakan terjadi dalam beberapa bulan mendatang.
