Pada hari Rabu, Bank of Japan mengumumkan akan mempertahankan langkah-langkah stimulus saat ini dan, jika perlu, akan melakukan putaran baru pembelian obligasi tak terbatas untuk menjaga imbal hasil obligasi dalam kisaran targetnya. "Kami akan menggunakan alat itu, tentu saja, jika kami berada dalam situasi yang sama," jelas Haruhiko Kuroda, Gubernur BOJ. "Ini adalah situasi yang tidak biasa ketika imbal hasil naik cukup cepat, dipengaruhi oleh kenaikan imbal hasil di luar negeri," tambahnya.
Pernyataan itu muncul setelah tekanan pada imbal hasil awal tahun ini. Ekspektasi kenaikan suku bunga di negara lain memperumit tugas Bank of Japan karena rencananya untuk mempertahankan suku bunga pada utang publik 10-tahun di sekitar 0,25%. Bank sentral lainnya, termasuk Federal Reserve, sudah beralih ke kebijakan yang lebih ketat untuk menahan naiknya inflasi.
Kuroda telah berulang kali berbicara tentang ketidakmungkinan penyesuaian kebijakan jangka pendek, dan pada hari Rabu, dia menganjurkan sebaiknya mendorong pelonggaran moneter karena inflasi Jepang hanya sekitar 0,5%. Meski begitu, bank sentral tampaknya belum sepenuhnya membasmi spekulasi tentang kemungkinan penyesuaian kebijakan. Para ekonom di Natixis bahkan menyatakan bahwa BOJ tidak akan mampu menahan jatuhnya obligasi global dan akan menghadapi tekanan yang akan memaksanya untuk mengubah kontrol kebijakannya secara drastis atas kurva imbal hasil.