Pasar saham AS mendapat keuntungan tipis setelah Joe Biden mengumumkan babak baru atas sanksi terhadap Rusia karena mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka. Biden telah dikritik karena menjatuhkan sanksi yang tidak bersemangat tegas terhadap Moskow, karena semua telah memperkirakan tindakan yang lebih tegas.
Sementara itu, pasar saham Rusia tutup karena hari libur, sementara 1 USD diperdagangkan mendekati 80 RUB:
Di antara entitas yang terkena sanksi dalam daftar AS adalah VEB Bank, anak perusahaannya, dan Promsvyazbank. Beberapa anggota elit Rusia yang berhubungan dengan anak-anak pejabat tinggi Rusia juga dimasukkan dalam daftar tersebut.
Menurut Gedung Putih, ini hanyalah "first trance" dari tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah Kremlin meluncurkan invasi skala penuh. Presiden Rusia Putin telah mengklaim bahwa dia tidak berencana untuk mengerahkan "penjaga perdamaian" Rusia ke wilayah-wilayah yang memisahkan diri di Ukraina Timur saat ini.
Daleep Singh, Deputi Penasihat Keamanan Nasional untuk Ekonomi Internasional, mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa sanksi itu hanyalah awal dari tanggapan AS terhadap invasi Rusia yang sedang berlangsung.
Jerman telah menghentikan proses sertifikasi pipa Nord Stream 2, menempatkan proyek senilai $11 miliar yang akan memperluas kekuatan Rusia di sektor energi UE dalam bahaya. Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, kemudian membatalkan jadwal pertemuannya dengan Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia.
KTT antara Joe Biden dan Vladimir Putin juga bukan pilihan, jelas Jen Psaki, sekretaris pers Gedung Putih. Pertemuan itu awalnya diumumkan pada hari Jumat atas inisiatif Prancis.
