Ketika ketegangan geopolitik atas konflik bersenjata di Ukraina memuncak dan meningkatkan permintaan mata uang safe-haven, dan inflasi di seluruh dunia tetap tinggi, memaksa bank sentral untuk memperketat kebijakan moneter, kita pun tidak dapat mengandalkan melemahnya dolar AS. Pada akhirnya, mata uang yang penerbitnya menaikkan suku bunga terpantau lebih cepat menang, dan The Fed adalah salah satunya. ECB, sebaliknya, tidak terburu-buru dengan pembatasan moneter. Dan keadaan ini membuktikan stabilitas tren penurunan EURUSD.
Seperti yang ditunjukkan dalam sejarah, imbal hasil Treasury AS 10-tahun mencapai puncaknya ketika Fed menaikkan suku bunga ke siklus tertingginya. Saat ini, Bank Sentral bermaksud untuk membawa biaya pinjaman ke tingkat netral pada awal tahun 2022 dan, kemungkinan besar, akan melanjutkan pembatasan moneter pada tahun 2023, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat. Pada bulan Mei dan Juni, sangat masuk akal untuk mengandalkan dua langkah besar 50 basis poin, di semua pertemuan FOMC berikutnya – dengan kenaikan suku bunga 25 basis poin. Akibatnya, imbal hasil obligasi AS bisa naik menjadi 3.5% pada semester pertama tahun depan.
Dinamika tingkat dana federal dan imbal hasil obligasi AS
ECB jelas tertinggal. Meskipun retorika anggota Dewan Pemerintahan menjadi semakin agresif. Secara khusus, Wakil Presiden Luis de Guindos mengatakan bahwa suku bunga dapat dinaikkan pada kuartal ketiga setelah penghentian program pelonggaran kuantitatif. Kepala bank sentral dari Latvia dan Belgia berpendapat bahwa inflasi berada pada tingkat yang memerlukan tindakan, dan bahwa peningkatan suku bunga deposito di atas nol tampak seperti masalah sederhana. Pasar uang percaya bahwa biaya pinjaman akan naik 75 basis poin pada akhir tahun, tetapi secara pribadi, pertumbuhan mereka sebesar 25 basis poin bagi saya tampaknya merupakan peristiwa yang paling mungkin terjadi pada bulan September dan Desember.
Dalam kondisi seperti itu, ketika karena perbedaan dalam kebijakan moneter ECB dan Fed, hasil obligasi Jerman terpantau sekitar 1%, dan mitra Amerika mereka sekitar 3%, tekanan pada EURUSD akan terus berlanjut. Keadaan ini meningkatkan kemungkinan kelanjutan pergerakan ke bawah dari pasangan ini ke arah 1.065 dan 1.05. Hal lain adalah bahwa pada paruh kedua tahun ini situasinya mungkin berubah secara serius.
Dinamika EURUSD dan perbedaan hasil obligasi AS dan Jerman
Pertama, karena menipisnya stimulus fiskal dan pembatasan moneter yang agresif, ekonomi AS akan mulai melambat secara serius. Ini mungkin tidak berpengaruh terhadap resesi, seperti yang diprediksi kurva imbal hasil, tetapi resesi sudah dekat. Sebaliknya, dengan latar belakang pengetatan lambat kebijakan moneter ECB dan, saya ingin mempercayai bahwa dengan mengakhiri konflik bersenjata di Ukraina, zona Eropa akan mulai mendapatkan kembali pijakannya yang hilang. Akibatnya, euro dapat naik menjadi 1.1 pada akhir 2022.
Secara teknis, rebound pin bar pada grafik harian EURUSD menunjukkan kelemahan bulls. Lawan mereka berniat untuk memperbarui terendah April dan melanjutkan puncaknya menuju titik pivot di 1.071 dan 1.066. Dalam kondisi seperti itu, kita harus tetap berpegang pada taktik sebelumnya menjual euro terhadap dolar AS dengan target di atas.
Grafik harian EURUSD
