Selama seminggu terakhir, BTC telah menyelesaikan pergerakan naiknya, melambung dari level terendah lokal dan menembus garis tren naik. Selanjutnya, koin gagal berkonsolidasi di area support $22.500. Akibatnya, harga Bitcoin jatuh ke level $21.000 yang bertindak sebagai garis support terakhir untuk cryptocurrency dalam pergerakan menuju uji ulang di level $20.000. Dengan melihat pernyataan pesimis, harga kemungkinan akan menuju level bulat.
Menurut Bitfreedom Research, Bitcoin dan pasar cryptocurrency mendekati fase kedua dari bear market. Para analis memperkirakan bahwa BTC bisa jatuh di bawah level $20.000 dan memperpanjang kerugian, mencapai level terendah lokal baru. Aktivitas trading yang lebih rendah di pasar crypto dapat dikonfirmasi oleh beberapa indikator teknikal utama. Misalnya, volume trading di jaringan Bitcoin tetap rendah, tetapi sentimen bullish telah tenggelam.
Kurangnya minat pada cryptocurrency utama juga dikonfirmasi oleh biaya transaksi rata-rata pada blockchain Bitcoin. Berdasarkan data terbaru, indikator menurun di bawah $1 untuk pertama kalinya dalam dua tahun sejak musim panas 2020, menyusul larangan penambangan di Tiongkok. Nilai puncak dari indikator adalah tipikal untuk periode rally bullish. Selain itu, menurut para ahli CoinShares, dana crypto berbasis BTC melihat arus keluar lebih dari $14 juta. Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa investor memiliki sedikit minat pada Bitcoin dan menunjukkan penurunan signifikan dalam aktivitas investasi sehubungan dengan cryptocurrency.
Hal ini dapat dikaitkan dengan pertemuan Fed, dengan anggota regulator menyatakan bahwa mereka akan tetap pada kebijakan moneter agresif sampai penurunan inflasi. Setelah indeks harga konsumen turun ke 8,5%, pasar optimis tentang musim gugur 2022. Namun, Fed tetap bersikukuh dan membiarkan kebijakan moneter saat ini tidak berubah. Dengan pemikiran ini, pasar bersiap untuk kenaikan suku bunga utama lainnya. Selain itu, pernyataan Fed berkontribusi pada rally lebih lanjut dalam Dolar AS baik di valuta asing dan pasar terkait.
Akibatnya, indeks DXY melonjak, sekali lagi menguji level resistance 109. Seperti yang telah kami catat, indeks ini sangat penting untuk semua pasar hingga akhir kebijakan moneter Fed saat ini. Berdasarkan grafik harian, ada korelasi terbalik yang jelas antara indeks Bitcoin dan DXY. Ketika DXY berada dalam fase koreksi, cryptocurrency mencapai level tertinggi lokal baru, naik ke $25.000. Pada tanggal 23 Agustus, situasinya berubah lagi. Indikator teknikal menunjukkan pergerakan bullish lanjutan pada indeks Dolar AS. Hal ini berarti bahwa BTC dan indeks saham kemungkinan besar akan melanjutkan pergerakan turunnya.
Namun, ada faktor penting yang mungkin berdampak positif pada cryptocurrency pertama. Jelas, Fed melanjutkan withdrawal aktif pada likuiditas dari pasar. Hal ini mendukung Dolar AS, yang mulai membukukan keuntungan terhadap instrumen keuangan lainnya. Indeks Dolar AS mencapai 109 pada pertengahan Juli, yang mempengaruhi Euro. Pada tanggal 23 Agustus, mata uang Eropa jatuh ke level 1,04 terhadap Greenback lagi. Rupanya, situasinya berulang.
Namun, ini menimbulkan kesulitan karena Euro yang kuat sangat penting bagi stabilitas perekonomian global. Mengingat faktor fundamental ini, Dolar AS mungkin sengaja diturunkan dalam waktu dekat dengan maksud untuk menstabilkan mata uang dunia. Penting juga untuk dicatat bahwa minggu lalu anggota ECB menyatakan bahwa kenaikan suku bunga yang agresif tidak memiliki efek yang diinginkan pada ekonomi dan Euro. Ini adalah faktor kunci yang bisa memaksa Fed untuk menurunkan Dolar AS dalam menjaga paritas. Dalam hal ini, nilai Bitcoin mungkin menguat dalam jangka menengah.
