Saat euro dan pound berusahan menunjukkan kekuatan terhadap dolar AS, Senator AS Elizabeth Warren mengkritik tindakan Federal Reserve System, Warren sangat khawatir bahwa Jerome Powell akan membawa ekonomi ke jurang resesi. "Tak ada manfaat yang dirasakan dari menaikkan suku bunga, Jerome Powell pun tidak punya senjata bantuan apapun yang dapat ia gunakan untuk menghilangkan penyebab utama tingginya inflasi," jelasnya.
Senator AS Elizabeth Warren (Massachusetts) berbicara mengenai inflasi Federal Reserve dan kenaikan suku bunga selama pidatonya terbarunya, dimulai dengan kritik terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan pidatonya di Jackson Hole pada hari Jumat.
Perlu diingat, Powell pernah mengatakan jika suku bunga semakin tinggi, semakin lambat pula pertumbuhan ekonomi sebuah negara, dan kondisi pasar tenaga kerja yang melemah akan mengurangi inflasi. Namun, kenaikan suku bunga juga akan menyebabkan beberapa kesuiltan bagi rumah tangga dan perusahaan. Begitulah efek domino dari inflasi. Namun kegagalan dalam memulihkan stabilitas harga akan lebih meyulitkan.
"Saya ingin menerjemahkan apa yang baru saja dikatakan Jerome Powell," ujr senator Massachusetts itu. "Apa yang dia sebut "sedikit rasa sakit" maksudnya adalah memecat orang dari pekerjaan, menutup usaha kecil." Ketika Warren ditanya apakah Federal Reserve terus menaikkan suku bunga sebagai sebuah kesalahan, Warren menekankan: "Saya takut bahwa inilah masalahnya."
Warren kukuh menekan fakta bahwa COVID masih melumpuhkan sebagian ekonomi global, masih ada gangguan pada rantai pasokan, lalu ada operasi khusus militer Rusia di Ukraina, semuanya mendorong harga energi semakin tinggi. Warren juga membahas perusahaan-perusahaan terbesar di dunia yang terus menaikkan harga, membebankan biaya ke konsumen. "Apa yang lebih buruk dari naiknya harga dan ekonomi kuat? Harga terus naik dan dibarengi jutaan orang kehilangan pekerjaan. Saya sangat khawatir bahwa Fed dapat mengarahkan ekonomi ini ke era resesi," kata sang senator.
Sebuah survei yang dilaporkan pekan lalu menunjukkan bahwa 72% ekonom yang disurvei oleh National Association for Business Economics memperkirakan ekonomi AS akan berada dalam zona resesi di pertengahan 2023. Menurut National Bureau of Economic Research, hampir satu dari lima ekonom yang disurvei mengatakan ekonomi AS sudah berada dalam resesi.
Ada tokoh-tokoh utama di Wall Street yang yakin bahwa inflasi sudah mencapai puncaknya, termasuk CEO Tesla Elon Musk. Sementara itu, CEO JPMorgan Jamie Dimon mengatakan ada kemungkinan "keadaan yang lebih buruk" dari resesi yang akan datang.
Adapun gambaran teknis EURUSD, risiko sharp fall pada pasangan ini tetap cukup tinggi. Bulls perlu berpegang teguh pada paritas dan mempertahankan level 1,1000 karena tanpanya akan sangat bermasalah untuk mengharapkan pemulihan instrumen trading lanjutan. Melampaui 1,0050 akan memberikan kepercayaan kepada pembeli risky asset, membuka jalan langsung ke 1,0090. Target terjauh adalah level 1,0130. Apabila terjadi penurunan euro, buyer mungkin akan menawar di sekitar 1,0000. Namun setelah melewatkan level ini, Anda dapat mengucapkan selamat tinggal pada koreksi upwards, karena akan kembali ada pembicaraan tentang kelanjutan bear market yang dapat mendorong euro ke 0,9970 dan 0,9940, dan akan membuka jalan langsung ke 0,9905 dan 0,9860 .
Pound terhenti di sekitar 1,1750 dan mulai kehilangan posisinya terhadap dolar AS. Ada sedikit peluang untuk koreksi naik besar, terutama jika bears kembali mengambil 1,1700. Sekarang buyer perlu melakukan segalanya agar tetap berada di atas kisaran ini. Tanpa melakukan ini, Anda dapat melihat aksi jual signifikan lain ke level 1,1650 dan 1,1570. Breakdown tersebut akan menciptakan jalan langsung ke 1,1490 dan 1,1420. Kita punya kemungkinan untuk dapat membicarakan koreksi lebih lanjut hanya setelah diperbaiki di atas 1,1750, memungkinkan pembeli untuk mengharapkan pemulihan ke 1,1830 dan 1,1900.
