Penurunan yen ke 145 pada pekan ini adalah sentilan untuk pemerintah Jepang. Tampaknya para petinggi bank akan segera bertindak mewujudkan kata-katanya dan melaksanakan intervesi sesungguhnya.
Mereka yang pada posisi jual pada yen menghasilkan profit solid tahun ini. Sejak Januari, kurs JPY turun melawan dolar hingga 20%, dan dibandingkan dengan awal tahun lalu, mata uang Jepang telah turun 30%.
Yen menunjukkan penurunan terkuat tahun ini dalam pekan ini. Sejak Senin, yen turun harga berlawanan dengan greenback sebesar 3%.
Alasan untuk pelemahan yen masih sama - semakin besarnya perbedaan kebijakan moneter antara Jepang dan AS.
Terlepas dari tekanan inflasi yang meningkat, bank sentral Jepang tetap dovish. Untuk memulihkan ekonomi dengan cepat, yang terpukul keras oleh pandemi COVID-19, Bank of Japan menjaga suku bunga dengan minim.
The Federal Reserve, sebaliknya, sangat hawkish dan menaikkan suku bunga dengan lebih agresif daripada lawan-lawannya demi mengendalikan inflasi kembali ke target 2% secepat mungkin.
Mengingat bahwa pada bulan September bank sentral AS tengah bersiap mengumumkan kenaikan suku bunga kelima sebagai bagian dari siklus pengetatan saat ini.
Semakin dekat rapat Fed, semakin percaya diri para trader bahwa politisi akan kembali menaikkan suku bunga sebanyak 75 bps.
Pasar menaikkan peluang skenario tersebut ke hampir 80% pekan ini. Ini memberikan dorongan tambahan kepada dolar, khususnya ketika dipasangkan dengan yen.
USD/JPY mendekati ambang batas kunci 145 pada hari Rabu, yang tampaknya menjadi garis merah bagi pemerintah Jepang.
Para petinggi Jepang meningkatkan ancaman verbal mereka untuk melakukan interferensi. Pada hari Kamis, mereka menerbitkan peringatan terketat hingga kini.
Masato Kanda, Wakil Menteri Keuangan Jepang untuk Urusan Luar Negeri, mengatakan kemarin bahwa volatilitas berlebih yen baru-baru ini disebabkan bukan karena faktor fundamental, tapi karena pergerakan spekulatif.
Ia juga menekankan bahwa pemerintah kini tengah mempertimbangkan setiap opsi untuk mendukung mata uang dan akan mengambil semua langkah yang diperlukan jika dalam waktu dekat tekanan pada mata uang dari penjual kembali naik.
Komentar Kanda sangat membantu yen. USD/JPY mematahkan rally selama 4 harinya pada malam Jumat, turun lebih dari 0,4%.
Tekanan tambahan pada aset itu diberikan oleh rapat hari ini antara kepala BoJ Haruhiko Kuroda dan Perdana Menteri Fumio Kishida.
Menurut laporan media Jepang, para politisi membahas kejatuhan terkini yen dan menyepakati bahwa fluktuasi tajam nilai tukar mata uang menyulitkan perusahaan untuk melakukan bisnis.
Ini semakin memperkuat ekspektasi pasar sehubungan dengan intervensi valuta asing, hasilnya posisi terkini USD/JPY sangat terganggu, dan perkiraan jangka pendek untuk aset itu memburuk.
Sebagian besar analis percaya bahwa dalam waktu dekat kita akan menyaksikan penurunan lebih lanjut dalam pasangan dolar-yen. Ini dibuktikan oleh faktor teknikal dan juga fundamental.
Kuotasi kini stabil di bawah 50 HMA. Dengan mempertimbangkan ini dan RSI menurun terbaru, dapat diasumsikan bahwa di masa mendatang, bears USD.JPY akan terus melaju.
Sedangkan untuk gambaran fundamental, pekan depan faktor utamanya masih tetap risiko intervensi valuta asing.
Kami menyarankan anda untuk berhati-hati mengikuti komentar dari para politisi Jepang terkait topik ini. Setiap petunjuk adanya intervensi aktual dapat semakin melemahkan USD/JPY.
Momen lain yang berpotensi berbahaya untuk aset ini adalah perilisan data mengenai indeks harga konsumen untuk bulan Agustus, yang diharapkan pada hari Selasa.
Di tengah suku bunga yang lebih tinggi dan turunnya harga bensin, para ekonom memprediksi tekanan inflasi akan berkurang.
Jika inflasi mereda lebih dari perkiraan, itu dapat melemahkan dolar. Tapi kami menegaskan bahwa kami hanya membahas mengenai koreksi jangka pendek.
Pasangan USD/JPY akan menjaga tren kenaikan dalam jangka panjang. Bahkan jika pemerintah Jepang melaksanakan intervensi valuta asing dalam beberapa hari mendatang, dampaknya akan berlangsung sebentar.
Tapi perbedaan dalam kebijakan moneter Fed dan BoJ, tampaknya akan tetap menjadi faktor utama untuk waktu yang lama. Sementara perbedaan kebijakan semakin tumbuh, dolar akan menguat dan yen akan jatuh.