Pekan sebelumnya berakhir dengan dimulainya pergerakan korektif yang telah lama ditunggu-tunggu untuk Bitcoin. Pada akhir hari Kamis, mata uang kripto ini membentuk candle merah terbesar sejak 9 November, dan harga membuat penembusan bearish pada level $22 ribu.
Bitcoin menghabiskan akhir pekan dengan tenang berkonsolidasi di bawah area $22 ribu. Pembeli berhasil menghentikan penurunan, dan harga berkonsolidasi di dekat area support $21.8k.
Tidak ada sinyal yang jelas untuk pergerakan harga lebih lanjut karena penurunan aktivitas trading. Namun, minggu ini dapat menjadi titik awal untuk koreksi yang lebih dalam dan kembalinya tren bullish.
Data inflasi
Wall Street Journal melaporkan bahwa para investor memperkirakan kemungkinan perpanjangan siklus kenaikan suku bunga acuan selama satu bulan. Mereka juga mencatat kuatnya pasar tenaga kerja sebagai argumen utama the Fed dalam memperpanjang periode kenaikan suku bunga acuan.
Namun ada kemungkinan hal tersebut tidak akan terjadi jika laju penurunan inflasi semakin cepat. Oleh karena itu, publikasi data statistik indeks harga konsumen minggu ini dapat menjadi sinyal kunci yang akan menentukan tren jangka menengah untuk pergerakan aset berisiko.
Indeks harga konsumen berada di 6.5%, dan menurut perkiraan, indeks akan turun menjadi 5%. Para ahli bertaruh pada percepatan lebih lanjut dari pergerakan deflasi, dan jika prakiraan tidak sesuai dengan fakta, reaksi pasar bisa menyakitkan.
Selain itu, Komisi Sekuritas dan Bursa secara aktif menangani pasar kripto. SEC baru-baru ini berhasil menghentikan penumpukan pertukaran kripto utama AS. Pada 13 Februari, regulator juga mempengaruhi Paxos untuk menghentikan penerbitan stablecoin BUSD.
Semua tindakan SEC pada tahap saat ini jelas memiliki konsekuensi negatif bagi pasar kripto, karena membuat investor takut. Dalam jangka panjang, ini mungkin merupakan sinyal positif karena kemungkinan peningkatan tingkat keamanan di pasar kripto, tetapi saat ini, kebijakan SEC merusak harga aset kripto.
Bitcoin dan SPX
Bitcoin mempertahankan korelasi tinggi dengan indeks SPX, dan seperti yang telah disebutkan, aktivasi penjual di pasar saham lah yang berkontribusi pada jatuhnya kedua aset berisiko tersebut. Menurut para ahli Santiment, korelasi positif antara BTC dan SPX memperumit pergerakan naik mata uang kripto tersebut.
Analisis BTC/USD
Selama akhir pekan, kami melihat upaya lokal oleh pembeli untuk menembus level bulat $22 ribu. Upaya ini sepenuhnya diserap oleh para penjual, setelah itu harga kembali ke area biasa di $21.5k-$21.8k.
Sebagian besar pergerakan Bitcoin selanjutnya dalam beberapa hari mendatang akan bergantung pada perilaku pasar saham, dan karenanya hasil dari pergerakan deflasi. Jika prediksi sesuai dengan data aktual, kita dapat memperkirakan pergerakan naik Bitcoin ke level $22.5 ribu-$22.7 ribu, di mana terdapat zona resistensi lokal.
Selanjutnya, mata uang kripto ini perlu mendapatkan pijakan di atas $23 ribu untuk akhirnya meratakan skenario bearish. Jika tidak, harga akan mulai menurun, dan target yang diharapkan adalah level Fibo. Ini berarti BTC/USD akan bergerak ke koreksi tahap kedua, yang mungkin menjadi lebih dalam.
Hasil
Dalam semua kasus, kecuali jika harga berada di atas $23.000, Bitcoin akan bergerak ke koreksi tahap kedua. Perkiraan target untuk aset ini adalah level $21.4 ribu dan lebih dalam ke area $20 ribu. Di bawah $21 ribu, sentimen investor dapat turun drastis, yang dapat menyebabkan penembusan level $20 ribu.
Namun, jika sentimen bullish terus berlanjut, yang akan terlihat pada metrik on-chain utama, kita akan melihat akumulasi aktif di area $20k-$21k. Selanjutnya, hal ini akan memungkinkan Bitcoin untuk melanjutkan pergerakan naik menuju level $24k-$25k.
