Bursa saham global menurun tipis di tengah pesimisme yang dipicu oleh risalah terbaru dari Federal Reserve dan angka ketenagakerjaan yang bertentangan antara ADP dan Departemen Tenaga Kerja AS.
Tentu saja, investor terus terguncang oleh kemungkinan kenaikan suku bunga oleh bank sentral global, terutama Federal Reserve. Data ketenagakerjaan sektor swasta terbaru dari ADP, yang menunjukkan pertumbuhan kuat dalam lapangan kerja baru, terutama di sektor jasa, meningkatkan kemungkinan adanya kenaikan suku bunga. Namun, situasinya menjadi tidak pasti setelah Departemen Tenaga Kerja AS menerbitkan data resmi mengenai jumlah lapangan kerja baru di sektor non-pertanian. Dilaporkan bahwa lapangan kerja meningkat sebanyak 209.000, menurun dari 225.000 pada bulan sebelumnya. Namun, angka ini masih berada di atas ambang batas 200.000, menunjukkan pertumbuhan ketenagakerjaan yang secara keseluruhan tetap positif, namun dengan risiko penurunan signifikan di masa depan.
Pasar mata uang dan komoditas menanggapi berita ini dengan cukup tenang, secara efektif mengkonfirmasi teori bahwa stabilisasi inflasi AS atau peningkatannya dapat memaksa Fed untuk terus menaikkan suku bunga.
Data inflasi terbaru dari Tiongkok, Jerman, dan AS masih menanti, tetapi fokus lebih akan diberikan pada indeks harga konsumen di AS. Prakiraan menyatakan bahwa angka keseluruhan akan turun menjadi 3,1% y/y, tetapi meningkat sebesar 0,3% m/m. Angka-angka ini akan meningkatkan selera risiko, disertai dengan melemahnya Dolar ketika imbal hasil obligasi pemerintah menurun. Peluang kenaikan suku bunga lebih lanjut juga akan menurun.
Prakiraan hari ini:
EUR/USD
Pasangan mata uang mencapai level 1,0970. Jika melampaui level di tengah penurunan inflasi AS, pasangan tersebut dapat mencapai 1,1100.
GBP/USD
Pasangan ini diperdagangkan pada level 1,2835. Konsolidasi di atas level tersebut, yang bisa dipicu oleh penurunan inflasi AS dan ekspektasi stabil terhadap kenaikan suku bunga dari BOE karena inflasi yang tinggi, dapat membawa pasangan tersebut menuju 1,2985.
