Poundsterling Inggris terus melemah terhadap dolar AS karena ekspektasi pasar terbagi mengenai langkah selanjutnya dari BOE dalam kebijakan moneter. Beberapa trader saat ini yakin bahwa anggota komite BoE berada di dekat titik balik dalam perjuangannya melawan inflasi dan mungkin akan memberi sinyal kebijakan yang lebih hati-hati di masa depan. Saat ini, pasar memperkirakan peluang sekitar 62% bahwa Komite Kebijakan Moneter akan memilih kenaikan suku bunga 25 bps, meningkatkan suku bunga utama menjadi 5,25%. Sisanya, sekitar 38% peserta pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 50 bps yang kedua berturut-turut menyusul kenaikan suku bunga tak terduga oleh bank sentral pada bulan Juni. Jika ini terjadi, poundsterling Inggris mungkin memiliki kesempatan untuk pulih setelah periode penurunan yang berkepanjangan akibat data pertumbuhan PDB AS yang kuat minggu lalu.
Para trader menggunakan berita terbaru tentang penurunan inflasi di Inggris sebagai argumen untuk kebijakan yang lebih longgar. Namun, penting untuk memahami bahwa inflasi masih jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju lainnya dan melebihi target 2% dari bank sentral. Berdasarkan laporan terbaru, Indeks Harga Konsumen (CPI) turun menjadi 7,9% pada bulan Juni dari 8,7% pada bulan Mei, sementara inflasi inti, yang mengkecualikan harga energi, makanan, minuman alkohol, dan tembakau, tetap berada di angka 6,9% YOY. Namun, angka ini telah mundur dari rekor tertinggi dalam 31 tahun di level 7,1% yang tercatat pada bulan Mei tahun ini.
Data terbaru dari British Retail Consortium menunjukkan bahwa inflasi harga belanja tahunan turun dari 8,4% pada bulan Juni menjadi 7,6% pada bulan Juli, dan mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam dua tahun secara bulanan. Hal ini menunjukkan bahwa negara tersebut telah melewati puncak krisis biaya hidup dan mungkin mulai mengalami penurunan.
Para pendukung kenaikan suku bunga sebesar 0,5% lainnya berargumen bahwa perekonomian Inggris mampu bertahan menghadapi biaya pinjaman yang semakin tinggi. Data terbaru menunjukkan bahwa meskipun BOE telah melakukan 13 kali kenaikan suku bunga berturut-turut, PDB Inggris tetap stabil pada kuartal kedua. Sekarang, diperkirakan bahwa Inggris akan kembali jatuh ke dalam resesi.
Namun, sebagian besar analis sepakat bahwa setelah kenaikan suku bunga hari ini, apa pun itu, tingkat suku bunga puncak sebesar 5,75% masih dapat dicapai menjelang akhir tahun.
Perlu dicatat, pekan lalu, Federal Reserve AS dan ECB menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin tetapi tetap menjaga nada hati-hati. Regulator menekankan bahwa inflasi bergerak ke arah yang tepat, tetapi tetap berada di atas target.
Adapun gambaran teknikal GBP/USD, tekanan pada poundsterling Inggris tetap tinggi. Hanya keputusan BoE yang mungkin mempengaruhi situasi ini. Pasangan GBP/USD akan naik hanya ketika pihak pembeli menguasai level 1,2735. Tindakan ini akan memperkuat harapan untuk pemulihan ke area 1,2780, setelah itu kita dapat berbicara tentang kenaikan yang lebih tajam hingga sekitar 1,2840. Jika pasangan ini mengalami penurunan, bears akan menguasai level 1,2680. Jika mereka berhasil melakukannya, menembus kisaran ini akan mempengaruhi semua posisi bulls dan mendorong GBP/USD turun ke level rendah di 1,2630 dengan prospek penurunan hingga 1,2590.
Sementara itu, tekanan pada euro meningkat. Untuk menguasai kendali, para pembeli harus naik di atas 1,0950. Hal ini akan memungkinkan mereka mencapai level 1,1000. Dari level ini, harga dapat naik ke 1,1040, tetapi melakukannya tanpa dukungan trader besar akan cukup sulit. Jika terjadi penurunan, pembeli akan aktif hanya di sekitar 1,0910. Jika gagal, maka disarankan untuk menunggu pembaruan terendah level 1,0870 atau membuka posisi long dari 1,0835.
