Pasar telah mengabaikan kenaikan inflasi produsen AS dan sikap hawkish para pejabat the Fed mengenai prospek kebijakan moneter.
Seperti yang ditunjukkan oleh data yang dipublikasikan pada hari Rabu, Indeks Harga Produsen (PPI) tahunan produsen Amerika meningkat di bulan September dari 2.0% (direvisi dari 1.6% di bulan Agustus) menjadi 2.2% (dibandingkan dengan perkiraan 1.6%).
PPI inti tahunan (tidak termasuk makanan dan energi) juga meningkat di bulan September menjadi 2.7% (dari 2.5% di bulan Agustus, dengan perkiraan 2.3%).
Pada saat yang sama, sebagian besar anggota Federal Open Market Committee (FOMC) menganggap kenaikan suku bunga tahun ini sebagai skenario yang paling mungkin terjadi, meskipun banyak yang akan bergantung pada data yang masuk, terutama dari pasar tenaga kerja, dinamika PDB, dan data inflasi. Notulen dari pertemuan Fed bulan September, yang diterbitkan pada hari Rabu, mengkonfirmasi bahwa kebijakan moneter harus tetap "cukup ketat" untuk beberapa waktu untuk membawa inflasi kembali ke level 2%.
Pada hari Rabu, Indeks dolar AS (DXY) tetap berada di level penutupan hari sebelumnya, di dekat 105.56. Pada saat penulisan, DXY berada sembilan poin di bawah level ini, sementara para investor, sebagian besar, mempertahankan posisi trading yang hati-hati menjelang rilis statistik inflasi konsumen AS bulan September (pada pukul 12:30 WIB). Di sini, perlambatan Indeks Harga Konsumen (IHK) menjadi 0.3% (dari 0.6% di bulan Agustus) dan 3.6% secara tahunan (dibandingkan dengan 3.7% sebelumnya) diperkirakan akan terjadi. IHK inti tahunan juga dapat turun di bulan September menjadi 4.1% dari 4.3% di bulan sebelumnya.
Perkiraan-perkiraan ini menahan para pembeli dolar dan dolar itu sendiri dari pemulihan yang lebih nyata setelah koreksi baru-baru ini. Jika prediksi ini terwujud, kemungkinan kenaikan suku bunga di AS akan berkurang.
Meskipun demikian, masih ada kemungkinan indikator inflasi akan melebihi ekspektasi, mengingat data kenaikan harga produsen yang dirilis hari Rabu, yang juga menjaga dolar dari pelemahan lebih lanjut hari ini.
Kenaikan inflasi di AS akan memaksa para pejabat the Fed untuk tetap berpegang pada skenario utama mereka-mempertahankan tingkat suku bunga di level tinggi untuk waktu yang lama, setidaknya hingga pertengahan tahun depan, seperti yang diyakini oleh beberapa ekonom, sehingga meningkatkan probabilitas kenaikan suku bunga di akhir tahun.
Sementara itu, para pelaku pasar yang memantau dinamika pound Inggris telah memperhatikan publikasi data PDB dan produksi industri Inggris (pukul 06:00 GMT). Pada bulan Agustus, PDB negara tersebut meningkat 0.2%, menyusul penurunan 0.6% (direvisi dari 0.5%) pada bulan Juli. Namun, volume produksi industri turun 0.7% di bulan Agustus, setelah penurunan 1.1% (direvisi dari 0.7%) di bulan Juli. Secara tahunan, volume produksi industri meningkat di bulan Agustus, namun tidak sesuai dengan perkiraan (1.3% dibandingkan perkiraan 1.7%, menyusul kenaikan 1.0% di bulan Juli).
Menanggapi publikasi ini, pound melemah terhadap dolar dan pasangan mata uang utama.
Pasangan GBP/USD, khususnya, kehilangan 28 pip segera setelah data dipublikasikan, turun di bawah level 1.2300. Jika penurunan meningkat hari ini, kemungkinan setelah rilis CPI AS dan dalam kasus angka yang lebih tinggi, penembusan di bawah level support di 1.2280 dan 1.2269 akan menjadi sinyal pertama untuk melanjutkan posisi jual, dengan penembusan level support jangka pendek yang penting di 1.2232 yang mengonfirmasinya.
Pasangan GBP/USD naik di akhir minggu lalu dan awal minggu ini. Namun, hal ini sebagian besar disebabkan oleh melemahnya dolar daripada kekuatan pound.
Pasangan ini tetap berada di zona tren bearish jangka menengah dan jangka panjang, di bawah level kunci 1.2440 dan 1.2770. Oleh karena itu, tanda-tanda penguatan dolar akan memicu kembalinya tren penurunan GBP/USD.
