Pergerakan Bitcoin telah membingungkan para investor crypto. Sebelumnya dikenal dengan volatilitasnya yang ekstrem, kini aset crypto terkemuka ini justru dianggap "membosankan" akibat volatilitas yang mencapai titik terendah dalam sejarah. Begitulah klaim banyak pakar. Namun, apakah kita harus langsung mempercayai informasi ini?
Menurut ARK Invest, fluktuasi harga Bitcoin sepanjang 2024 telah turun ke level terendah dalam sejarah, di bawah 50%. Sebagai perbandingan, pada 2022 angkanya mencapai 80%, sementara pada 2018 bahkan melebihi 100%.
Para analis tengah mencoba mencari tahu penyebab perubahan drastis dalam volatilitas Bitcoin. Sejak November tahun lalu, harga Bitcoin bergerak dalam kisaran sempit, yakni antara $89.000 hingga $109.000. Para analis memperkirakan bahwa dalam kondisi ini, volatilitas Bitcoin tidak melebihi 22%. Hal ini disebabkan oleh pertempuran berkelanjutan antara bulls dan bears, di mana belum ada pihak yang benar-benar unggul.
Saat ini, harga Bitcoin bergerak dalam pola expanding triangle. Berdasarkan analisis teknikal, volatilitas BTC diperkirakan akan kembali meningkat pada Februari. Akibatnya, fluktuasi harga Bitcoin bisa melebar dalam kisaran $88.000 hingga $110.000.
CEO ARK Invest, Cathie Wood, meyakini bahwa Bitcoin dapat meroket hingga $1 juta tahun ini. Ia menegaskan bahwa semakin tinggi ketidakpastian dan volatilitas dalam ekonomi global, semakin kuat pula kepercayaan terhadap Bitcoin. Salah satu faktor utama di balik hal ini adalah ketakutan terhadap inflasi. Cathie Wood juga menekankan bahwa Bitcoin berfungsi sebagai instrumen hedging yang sangat baik untuk melindungi nilai aset dari risiko inflasi.