Para analis telah mencapai kesimpulan menarik tentang dampak tarif timbal balik terhadap ekonomi AS! Para ahli percaya bahwa efeknya akan bersifat moderat. Benarkah bencana bisa dihindari?
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memperkenalkan Fair and Reciprocal Tariff Plan, yang lebih selaras dengan ekspektasi kebijakan dibandingkan tindakan praktis langsung.
Rencana ini menginstruksikan lembaga pemerintah untuk menyusun proposal tarif yang spesifik. Pada 1 April 2025, laporan mengenai hambatan tarif dan non-tarif di negara lain diharapkan selesai. Setelah itu, US Trade Representative (USTR) dan Department of Commerce akan memulai investigasi.
Pemerintahan Trump memberikan perhatian khusus pada hambatan non-tarif, terutama pajak pertambahan nilai (Value-Added Tax/VAT). Washington sebelumnya telah mengisyaratkan potensi tarif pada produk tertentu, seperti mobil dari Uni Eropa, etanol dari Brasil, dan sepeda motor dari India. Namun demikian, dampak keseluruhan terhadap mitra dagang utama AS kemungkinan akan terbatas karena adanya perjanjian perdagangan bebas dan langkah-langkah balasan dari negara lain.
Para currency strategists di Wolfe Research relatif optimis terhadap dampak ekonomi dari tarif timbal balik ini. Mereka memperkirakan hanya sedikit penurunan GDP dan kenaikan inflasi yang tidak signifikan setelah tarif diberlakukan.
Menurut para ahli dari Wolfe Research, tingkat dampaknya akan bergantung pada apakah tarif diterapkan di tingkat negara atau hanya pada produk tertentu. Untuk saat ini, sulit untuk membuat proyeksi yang akurat.
Sebelumnya, Wolfe Research tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa mitra dagang AS dapat menghadapi kenaikan tarif yang signifikan. Dalam skenario seperti itu, dampak negatif terhadap ekonomi Amerika bisa jauh lebih besar.
