Imajinasi para penipu crypto seakan tak memiliki batas. Eksekusi mereka bahkan layak mendapat sorotan tersendiri. Pada 21 Februari, bursa crypto Bybit mengalami pencurian aset digital terbesar dalam sejarah, yang kini disebut sebagai kasus pencurian crypto terbesar yang pernah terjadi. Grup peretas Lazarus asal Korea Utara diduga berhasil mencuri 0,42% dari seluruh Ethereum (ETH) yang beredar, dengan nilai aset yang dicuri mencapai sekitar $1,5 miliar.
Pasar crypto pun mengalami guncangan besar. Para trader dan investor menunggu perkembangan situasi dengan penuh ketegangan. Namun, akhirnya, gejolak tersebut mulai mereda. Apa sebenarnya yang terjadi, dan bagaimana semuanya bermula?
Penyelidik crypto terkenal ZachXBT pertama kali mendeteksi transaksi mencurigakan dalam jumlah besar dari dompet Bybit. Tidak lama kemudian, CEO Bybit Ben Zhou mengonfirmasi adanya serangan siber besar-besaran. Para peretas dengan cepat mentransfer dana ke alamat yang tidak dikenal. Berdasarkan hasil investigasi sementara, para peretas tersebut menggunakan skema pemalsuan tingkat tinggi yang memungkinkan mereka mendapatkan akses ke sistem internal exchange dan mengendalikan seluruh aset. Mereka memanipulasi antarmuka Bybit sehingga transaksi yang mereka lakukan tampak seolah-olah dikonfirmasi oleh sistem platform itu sendiri. Tim keamanan yang tertipu akhirnya menyetujui transaksi palsu tersebut dengan kunci akses mereka sendiri. Alhasil, para peretas berhasil mengambil alih dompet utama bursa tersebut.
Kebocoran keamanan ini memicu lonjakan besar permintaan penarikan dana dari platform. Pada 22 Februari, lebih dari 580.000 permintaan penarikan diproses oleh Bybit.Namun, masih ada kabar baik di balik insiden ini.
Bybit meyakinkan para penggunanya bahwa semua dana pelanggan tetap terjamin dengan rasio 1:1. Bahkan jika dana yang dicuri tidak dapat dipulihkan, Bybit berkomitmen untuk menanggung semua kerugian dari cadangan internalnya. Selain itu, Bybit juga mengumumkan pemberian penghargaan bagi para pakar keamanan siber dan keamanan jaringan yang berperan aktif dalam memulihkan aset yang dicuri. Hadiah yang ditawarkan bisa mencapai 10% dari dana yang berhasil dikembalikan.