Konsumen Amerika telah mengurangi pengeluaran mereka secara drastis, bersiap menghadapi anggaran yang lebih ketat. Indikator pengeluaran konsumen terbaru anjlok ke level terendah dalam empat tahun terakhir. Indeks harga Pengeluaran Konsumen Pribadi (PCE), yang mengukur inflasi utama di AS, mengalami penurunan pada bulan Januari, menunjukkan potensi pendinginan inflasi. Namun, tarif ketat yang diancam oleh pemerintahan Presiden Donald Trump membahayakan kemajuan ini.
Menurut Departemen Perdagnagan AS, warga Amerika mengurangi pengeluaran mereka sebesar 0,2% pada bulan Januari 2025 dari bulan sebelumnya. Penurunan ini merupakan yang terbesar sejak Februari 2021, menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli, karena konsumsi menjadi lebih berhati-hati di tengah ketidakpastian yang meluas mengenai prospek ekonomi.
Departemen Perdagangan melaporkan pada tanggal 28 Februari bahwa indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) melambat menjadi 2,5% dari tahun ke tahun. Indeks tersebut berada pada angka 2,6% pada bulan Desember tahun lalu. Sementara itu, indeks inti PCE sudah sesuai dengan ekspektasi analis di angka 2,6%, turun dari kenaikan 2,8% sebulan sebelumnya. Meskipun demikian, indikator tersebut tetap berada di level terendah sejak Juni 2024.
Setelah laporan tersebut, dolar AS nilainya trading hampir dengan harga yang sama. Indeksnya naik 0,01% mencapai 107,31. Pada awal pekan lalu, instrumen tersebut telah mundur ke level terendah tahun 2025, jatuh ke 106,13.
Dengan latar belakang ini, para trader dan investor yang bertransaksi dalam kontrak berjangka yang terkait dengan ekspektasi suku bunga Federal Reserve mengantisipasi pemangkasan suku bunga lagi pada bulan Juni. Di masa mendatang, para pelaku pasar masih mengharapkan pemangkasan suku bunga kedua pada bulan September.
