Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap potensi government shutdown di Amerika Serikat, logam mulia kembali menarik perhatian pasar. Dalam situasi penuh ketidakpastian ini, harga emas melesat ke level tertinggi sepanjang sejarah selama sesi perdagangan Asia pada Senin, 29 September, seiring lonjakan permintaan terhadap aset safe-haven. Prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve turut memperkuat sentimen positif.
Harga spot gold melonjak hingga menyentuh rekor baru di $3.799,41 per troy ounce, sementara kontrak futures Desember meroket hingga $3.828,40. Sebagian besar logam mulia lainnya turut terdorong naik, didukung oleh pelemahan dolar AS menyusul data inflasi yang sesuai ekspektasi—membuka peluang lebih lanjut untuk pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed.
Spot silver naik lebih dari 2% ke level $47,0315 per ounce, tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Sementara itu, harga platinum melonjak 3% ke $1.619,78 per ounce, level yang belum terlihat dalam lebih dari 12 tahun.
Lonjakan harga logam mulia terjadi ketika investor berbondong-bondong masuk ke aset safe haven, mengantisipasi kemungkinan shutdown pemerintah AS yang dapat terjadi minggu ini akibat tarik-ulur antara Partai Republik dan Demokrat dalam pembahasan rancangan undang-undang anggaran. Operasional federal di Washington diperkirakan akan kehabisan dana pada tengah malam tanggal 30 September, sementara Kongres belum mencapai kesepakatan terkait perpanjangan pendanaan.
Negosiasi antara Partai Republik dan Demokrat masih berlangsung. Pihak Republik mengusulkan pendanaan sementara hingga November, sementara Partai Demokrat menuntut agar Kongres membatalkan pemangkasan dana layanan kesehatan dan program Medicaid yang baru diberlakukan. Kedua pihak diperkirakan akan mencapai kesepakatan dalam beberapa hari mendatang.
Shutdown berisiko menunda rilis data penting seperti US nonfarm payrolls yang dijadwalkan keluar minggu ini, dan dapat memperlambat aktivitas ekonomi jika kebuntuan anggaran terus berlarut. Shutdown parsial terakhir yang terjadi antara akhir 2018 hingga awal 2019 berlangsung selama 35 hari dan menggerus sekitar $11 miliar dari PDB AS, menurut Kantor Anggaran Kongres (Congressional Budget Office).