Harga minyak tetap berada di bawah tekanan minggu ini. Menurut perkiraan para ahli, saham minyak mentah Brent akan menurun karena harga minyak amat bergantung pada sentimen peserta pasar yang mengemukakan bertumpuknya pasokkan minyak permanen.
Para ahli mulai pri8hatin mengenai pasokkan berlebih setelah produsen bahan bakar AS merilis laporan perkwartalnya. Namun, sebagian besar perusahaan tidak akan memangkas produsi miyak tahun depan apapun perkiraan yang muncul. Sementara itu, indikator tetap positif, meskipun terdapat penurunan produksi shale oil.
Volume pengeboran minyak di Amerika Serikat melebihi perkiraan untuk 2016, dan pasar minyak mentah AS akan memiliki kelebihan pasokkan. Selain itu, Irak telah memulai ekspor minyak mentah di pasar bahan bakar AS. Analis memperkirakan bahwa kompetisi tersebut dapat memulai rangkaian diskon baru dan akan mempengaruhi harga minyak.
Bersamaan dengan itu, Arab Saudi mengalami penuunan di pasar Asia dan harus menurunkan harga di seluruh rute dari pasar Amerika ke Eropa. Dapat dikatakan bahwa 'perang harga' ini telah dimulai di pasar minyak Eropa di mana Saudi mencoba bersaing dengan dealer Russia dan menjual minyak dengan diskon besar.
Saat ini, resiko utamanya adalah harga minyak mentah brent turun di bawah $46 per tong, penurunan lebih lanjut tidak dapat dihindari. Namun, beberapa analis yakin bahwa harga minyak harga turun lebih rendah untuk menghasilkan kenaikkan dan mencapai level yang lebih tinggi.
