Tidak hanya Bitcoin yang berusaha mencetak rekor baru. Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak terus naik dan mencapai titik tertinggi baru.
Rally tersebut dimulai dengan lonjakan ke level $55 per barel, sebuah pembacaan yang beberapa waktu lalu tampaknya tidak dapat dicapai. Namun, belakangan ini, harga dengan mudah berkonsolidasi di level $59 per barel, sehingga memicu optimisme di kalangan trader. Para analis memperkirakan lonjakan ke level $60 per barel dan bahkan $62 per barel. Faktanya, prediksi tersebut segera menjadi kenyataan. Jadi, minyak mentah Brent mencapai level $60 per barel untuk pertama kalinya sejak Januari lalu. Ada beberapa penyebab lonjakan tersebut. Pertama, penurunan persediaan minyak mentah komersial di AS dan seluruh dunia. Kedua, kepatuhan OPEC+ terhadap pembatasan produksi minyak yang dijanjikan meningkat signifikan. Menurut data dari Komite Teknis dan Pemantauan OPEC+, pada Desember 2020, tingkat kepatuhan mencapai 101%.
Secara umum, para ahli memperkirakan situasi saat ini bersifat positif. Tentu saja, terlalu dini untuk mengatakan bahwa permintaan minyak telah mencapai level sebelum krisis. Namun, tindakan pencabutan pembatasan secara bertahap di sebagian besar negara dan kampanye vaksinasi massal mendorong peserta pasar. Terlebih, rapat OPEC yang dijadwalkan pada bulan Maret akan menentukan banyak hal.