Saat pandemi virus corona menjadi tantangan terbesar bagi sebagian besar negara maju tahun lalu, Inggris terbebani oleh kombinasi faktor-faktor negatif. Ekonomi lokal menderita pukulan ganda COVID-19 dan Brexit.
Akibatnya, perekonomian Inggris mengalami resesi terdalam. Menurut Bank of England, ini adalah kemerosotan ekonomi terbesar dalam lebih dari 300 tahun. Terlebih, Office for Budget Responsibility pemerintah Inggris dan Office for National Statistics sepakat dengan regulator dalam hal ini. Tercatat, pandangan bulat antar departemen jarang ditemukan.
Pada tahun 2020, PDB Inggris mengalami kontraksi sebesar 9,9%, jauh lebih parah daripada prakiraan. Terakhir kali perekonomian mengalami penurunan output serupa adalah pada tahun 1709, ketika produk domestik bruto menyusut sebanyak 13,4%. Pada saat itu, Inggris aktif terlibat dalam War of the Spanish Succession, yang memiliki dampak moneter dan ekonomi besar bagi negara tersebut. Selain itu, Inggris selamat dari musim dingin paling parah dalam 500 tahun terakhir.
Menariknya, bahkan dampak Perang Dunia II terhadap perekonomian Inggris tidak begitu kuat. Pada tahun 1945, PDB turun hanya sebesar 4,6%. Pada tahun 2009, di tengah krisis keuangan global, output ekonomi menurun sebesar 4,1%.
