Chevron Corporation telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi pesaing industri minyaknya, Hess, senilai $53 miliar, termasuk utang, sebagai bagian dari kesepakatan besar-besaran di pasar minyak AS. Selain itu, Chevron akan mengambil alih seluruh saham pesaingnya yang beredar. Raksasa minyak Amerika, Chevron, siap membayar $171 per saham perusahaan tersebut. Para pemegang saham Hess akan menerima 1.025 lembar saham Chevron untuk setiap saham Hess yang dimilikinya. Pertukaran ini menunjukkan premi 10,3% di atas harga rata-rata saham. Saat ini, nilai kesepakatan tersebut diperkirakan mencapai $53 miliar, tetapi jika mempertimbangkan utangnya, jumlahnya mencapai $60 miliar. Keputusan akhir diperkirakan akan diambil pada paruh pertama tahun 2024. Akuisisi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Chevron di pasar minyak internasional, terutama dengan mengakuisisi aset Hess di Guyana, tempat ditemukannya cadangan minyak dalam jumlah besar belum lama ini. Sumber daya yang dapat diperoleh kembali dari blok Stabroek di Guyana diperkirakan mencapai lebih dari 11 miliar barel minyak. Meskipun Hess mungkin lebih suka memanfaatkan sumber daya ini, menghadapi raksasa seperti Chevron terbukti terlalu menakutkan. Hasilnya, bisnis yang lebih besar telah berasimilasi dengan bisnis yang lebih kecil, sehingga tumbuh lebih besar lagi dalam prosesnya. Ini bukan kesepakatan besar minyak pertama di pasar minyak AS. Pada bulan Oktober, pemimpin industri minyak Amerika lainnya, Exxon Mobil, melakukan hal serupa. Perusahaan ini mengakuisisi pesaingnya, Pioneer Natural Resources, yang telah mengembangkan ladang serpih di Permian Basin Texas. Kesepakatan tersebut bernilai $59,5 miliar, dengan premi mencapai 18%, menandai akuisisi terbesar sejak 1999 dan secara signifikan memperkuat posisi Exxon Mobil. Akuisisi tersebut memungkinkan perusahaan ini untuk mendominasi Permian Basin di Texas, ladang penghasil minyak terbesar di AS. Dengan latar belakang ini, minyak mentah Brent turun di bawah $92 per barel. Kemudian, harga minyak semakin merosot menjadi $91,4 per barel.
