Utama Kuotasi Kalendar Forum
flag

FX.co ★ Deutsche Bank menyamakan yen dengan mata uang terlemah di pasar negara berkembang

back back next
Humor Forex:::2023-11-13T11:23:17

Deutsche Bank menyamakan yen dengan mata uang terlemah di pasar negara berkembang

Analis di Deutsche Bank menyimpulkan bahwa yen Jepang mengikuti dinamika yang sama seperti mata uang dengan performa buruk dalam beberapa tahun terakhir, yaitu, lira Turki dan peso Argentina. Menurut para analis, “Sekilas mengenai faktor pendorong yen – imbal hasil dan neraca eksternal – menempatkan yen Jepang setara dengan lira Turki dan peso Argentina,”

Mengapa mata uang negara-negara dengan perekonomian Asia yang kuat kini serupa dengan mata uang negara-negara emerging market yang bermasalah? Analis telah menunjukkan alasan di balik pelemahan yen yang berkepanjangan. Yang pertama adalah imbal hasil obligasi pemerintah Jepang yang sangat rendah karena keengganan bank sentral menaikkan suku bunga utama dari wilayah negatif. Selain itu, lesunya transaksi berjalan dan aliran uang dalam negeri ke aset-aset luar negeri semakin memperburuk keadaan.

Menurut perkiraan Deutsche Bank, mata uang Jepang telah merosot sebesar 15% terhadap dolar AS tahun ini, memperpanjang penurunan tajam pada tahun 2022. Yen tertahan di kisaran 150 terhadap greenback. Baru-baru ini, USD/JPY bahkan mencapai 151,10, level terlemah dalam 33 tahun.

Menariknya, kemerosotan 15% tidak berarti yen telah mencapai titik terendah. Analis memperkirakan ruang untuk pelemahan lebih lanjut. Lira Turki telah anjlok sebesar 51% terhadap dolar AS tahun ini. Peso Argentina telah jatuh hingga 97%.

Bank Sentral Jepang (BoJ) harus disalahkan atas pelemahan yen yang berkepanjangan. Hebatnya, bank ini merupakan satu-satunya bank sentral besar yang mempertahankan kebijakan suku bunganya di wilayah negatif, sehingga menentang tren global yang melakukan pengetatan moneter secara agresif. Selain itu, Bank of Japan secara ketat mengontrol batasan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun.

Deutsche Bank menunjukkan kontraksi pada akun lancar sebagai faktor lain yang menyeret yen turun. Hal ini terjadi karena adanya arus keluar modal investor dalam negeri menuju aset luar negeri. Memang benar, obligasi pemerintah Jepang kurang menarik untuk investasi saat ini.

Para ahli di Deutsche Bank percaya bahwa intervensi valas oleh Bank of Japan tidak akan mampu menopang yen karena tindakan tersebut mungkin berdampak buruk pada perekonomian nasional. Menjual simpanannya dalam dolar AS, pemerintah akan mendorong imbal hasil Treasury AS naik, sehingga memperkuat dolar AS, bukan yen.

Bagikan artikel ini:
back back next
loader...
all-was_read__icon
Anda telah menyaksikan semua publikasi
terbaik saat ini.
Kami sudah mencari sesuatu yang menarik untukmu...
all-was_read__star
Baru saja diterbitkan:
loader...
Publikasi lebih baru...