Futures minyak mentah Brent turun menjadi sekitar $66 per barel pada hari Rabu, setelah mengalami kenaikan 2,6% pada hari sebelumnya. Perubahan ini terjadi setelah laporan industri mengungkapkan peningkatan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS. Menurut American Petroleum Institute (API), persediaan meningkat sebesar 4,29 juta barel minggu lalu, menandai kenaikan terbesar dalam enam minggu dan bertentangan dengan prediksi penurunan sebesar 2,4 juta barel. Meskipun terjadi lonjakan persediaan, harga minyak tetap mendekati level tertinggi dua minggu karena ancaman sanksi baru terhadap Iran dan prospek perdagangan global yang optimis. Dukungan lebih lanjut untuk harga datang dari perjanjian tarif sementara antara AS dan China serta melemahnya dolar AS, yang membuat komoditas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih menarik. Para pelaku pasar kini memusatkan perhatian pada kunjungan Presiden Trump ke Timur Tengah, yang dijadwalkan selama periode permintaan bahan bakar puncak, dengan stabilitas harga minyak kemungkinan menjadi perhatian utama.