Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia mengalami penurunan sebesar 89 poin, atau 1,3%, menetap di 6.818 selama sesi perdagangan Senin pagi. Ini menandai hari keempat berturut-turut mengalami kerugian dan posisi terendah indeks sejak awal Mei. Penurunan ini mengikuti penurunan pada futures saham AS setelah aksi militer AS terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran selama akhir pekan. Kekhawatiran tentang kemungkinan tindakan balasan dari Iran berkontribusi pada sentimen pasar yang negatif. Selain itu, persetujuan parlemen Iran untuk menutup Selat Hormuz yang kritis semakin menekan pasar, dengan kekhawatiran bahwa kenaikan harga minyak dapat meningkatkan inflasi domestik. Ketidakpastian perdagangan global yang terus-menerus memperburuk suasana hati-hati saat investor menantikan data inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS, yang diharapkan akan dirilis akhir pekan ini dan dapat mempengaruhi keputusan kebijakan moneter Federal Reserve. Semua sektor di IHSG diperdagangkan lebih rendah, dengan properti, utilitas, dan keuangan mengalami kerugian paling signifikan. Penurunan yang signifikan diamati pada perusahaan seperti Telkom (-2,3%), BNI (-1,7%), BRI (-1,6%), Astra International (-1,3%), dan Bank Mandiri (-1,2%).