Futures minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bertahan di sekitar $59 per barel pada hari Jumat, menandai potensi penurunan bulanan keempat berturut-turut, yang akan menjadi penurunan terpanjang dalam lebih dari dua tahun. Kerugian ini terutama disebabkan oleh kekhawatiran seputar kelebihan pasokan. Proyeksi surplus global meningkat seiring OPEC+ melanjutkan kapasitas produksinya dan negara-negara non-anggota meningkatkan output mereka. Secara bersamaan, Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa saran dari Presiden Donald Trump untuk menyelesaikan konflik Ukraina mungkin dapat menjadi dasar bagi kesepakatan di masa depan, menunjukkan kesediaan untuk terlibat dalam diskusi. Jika resolusi tercapai, hal ini dapat menyebabkan pencabutan sanksi terhadap minyak Rusia, memungkinkan pasokan yang sebelumnya dibatasi untuk mencapai pasar utama. Namun demikian, skeptisisme tetap ada mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat, dan bahkan jika tercapai, diperkirakan pengiriman minyak Rusia akan memerlukan waktu untuk meningkat. Para pelaku pasar kini memfokuskan perhatian pada pertemuan virtual OPEC+ yang dijadwalkan pada hari Minggu, di mana diantisipasi bahwa kelompok tersebut akan mempertahankan keputusannya untuk menghentikan kenaikan output hingga awal 2026. Perhatian mungkin akan beralih ke tinjauan jangka panjang yang komprehensif mengenai kapasitas produksi negara-negara anggota.