Euro merosot terhadap dolar AS sementara pound Inggris menguji level terendah tahunan yang baru. Aset-aset risiko kembali di bawah tekanan dan ini tidak mengejutkan karena mayoritas pengambil kebijakan Fed, termasuk Ketua Fed Jerome Powell, mengakui pentingnya kenaikan suku bunga lebih lanjut.
John Williams, presiden Federal Reserve Bank of New York, mengatakan ia melihat kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lanjutan hingga inflasi tenang. Ia juga mencatat bahwa ia berada di pihak yang mendukung pengetatan moneter lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. "Kita perlu mengambil kebijakan yang ketat untuk beberapa waktu," ujarnya dalam sebuah wawancara. "Ini bukanlah sesuatu yang akan kami lakukan untuk periode waktu yang singkat dan kemudian berubah haluan."
Banyak petinggi Fed lainnya mengeluarkan komentar yang sama pekan ini. Mereka terutama mengomentari frase Powell "untuk beberapa waktu" untuk menggambarkan ekspektasinya pada suku bunga acuan. Dalam pidatonya di simposium ekonomi Jackson Hole di Wyoming, kepala bank sentral AS itu mengatakan bahwa "rekor bersejarah memperingatkan untuk menentang pelonggaran kebijakan yang terlalu dini."
Bersama dengan Wakil Ketua Fed Lael Brainard, Powell dan Williams membentuk koalisi yang kuat yang membentuk pandangan para anggota komite lainnya. Tujuan utama mereka untuk sekarang adalah mengekang inflasi yang berjalan pada level tertingginya lebih dari 40 tahun dan jauh di atas target Fed sebesar 2%.
Berbeda dengan Brainard, Williams tidak mengatakan secara spesifik dimana ia ingin melihat suku bunga berada. Tapi ia mengatakan bahwa ia percaya menurunkan inflasi akan membutuhkan suku bunga riil - level nominal minis inflasi - positif. Suku bunga Fed saat ini tetap dalam kisaran 2,25% dan 2,5%, ini jauh di bawah ukuran inflasi indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti Fed, yang mencapai 4,6% pada bulan Juli. "Menurut saya dengan permintaan yang jauh melebihi persediaan, kita perlu menetapkan suku bunga ... di atas nol," ujar Williams. "Kita perlu menetapkan kebijakan yang ketat untuk memperlambat permintaan dan kita belum ada di sana," lanjutnya.
Menurut data CME Group, pasar berjangka mengharapkan Federal Open Market Committee menyetujui kenaikan suku bunga ketiga secara beruntun pada bulan September. Kemudian, Fed akan melanjutkan kenaikan setengah poin pada bulan November dan kenaikan seperempat poin pada bulan Desember. Pemotongan ini diharapkan akan dilakukan tidak lebih cepat dari musim gugur 2023.
Sedangkan untuk prospek teknikal untuk EUR/USD, ada risiko tinggi penurunan panjang karena pasangan ini masih diperdagangkan di bawah paritas. Bulls perlu berjuang untuk mencapai level 1,0000 dimana bears melawan balik dengan sengit. Sebaliknya, instrumen ini kemungkinan tidak akan pulih. Harga menembus di atas 1,0050 akan mendukung pembeli aset risiko dan membuka jalan menuju 1,0090. Level 1,0130 akan berperan sebagai target yang paling jauh. Jika euro turun, bulls akan meningkatkan aktivitas mereka di 0,9950. Jika mereka kehilangan kesempatan ini, koreksi kenaikan akan dibatalkan. Bears mungkin memperoleh kembali pijakan pada titik ini dan dapat mendorong harga menuju 0,9905 dan 0,9860.
Sementara itu, pound bertahan di bawah area 1,16 yang merupakan rintangan kuat untuk bulls. Koreksi kenaikan yang kuat sangat tidak mungkin, khususnya jika bears memegang kendali di level 1,1515. Pembeli harus mengerahkan upaya terbaik mereka untuk bertahan di atas level ini. Jika tidak, mereka akan menghadapi sell-off masif ke area 1,1470. Tembusan pada level ini akan membuka jalan ke level terendah 2020 di 1,1410, yang diuji ulang selama puncak krisis virus corona. Konsolidasi di atas 1,1560 akan mengkonfirmasi koreksi kenaikan yang akan memungkinkan pasangan ini untuk pulih ke 1,1600 dan 1,1650.
