Harga minyak kembali naik! Kenaikan ini didorong oleh ancaman tarif balasan dari Presiden AS Donald Trump.
Pada 14 Februari, harga minyak melonjak setelah pasar bereaksi terhadap perintah Trump terkait kemungkinan penerapan tarif balasan bagi mitra dagang AS. Akibatnya, Brent crude futures untuk kontrak April diperdagangkan di $75,42 per barel, naik 0,52%. Sementara itu, WTI light crude berada di $71,60 per barel, meningkat 0,41%.
Trump telah menandatangani perintah untuk menerapkan tarif baru berdasarkan negara tertentu. Proses ini bisa memakan waktu beberapa minggu atau bahkan bulan, tetapi meningkatkan risiko ketegangan perdagangan yang lebih besar. Pada bulan Maret, tarif atas impor minyak mentah dari Kanada dan Meksiko, serta bea masuk atas baja, akan mulai berlaku.
Harga minyak diperkirakan mengalami sedikit kenaikan pekan ini. Para analis memprediksi lonjakan harga minyak mentah untuk pertama kalinya sejak pertengahan Januari, ketika sanksi AS memperketat pembatasan terhadap ekspor minyak Rusia. Namun, ada kemungkinan Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat bernegosiasi untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina. Jika kesepakatan tercapai, risiko terhadap pasokan minyak bisa mereda.
Di sisi lain, jika ketegangan perdagangan meningkat lebih lanjut, terutama dengan penerapan tarif baru atau langkah balasan dari negara lain, pertumbuhan ekonomi global dapat terancam. Dalam skenario tersebut, permintaan minyak juga berpotensi menurun. Dengan latar belakang ini, International Energy Agency (IEA) telah menurunkan proyeksinya terkait surplus minyak global pada 2025.
