Bloomberg melaporkan bahwa otoritas Jepang telah memulai negosiasi dengan Washington. Jepang ingin memperjelas rincian tarif impor balasan yang diperkenalkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Menurut pernyataan dari Kementerian Perdagangan Jepang, Tokyo mulai berdiskusi dengan Gedung Putih terkait masalah ini setelah Trump menginstruksikan pemerintahannya untuk mempertimbangkan kemungkinan penerapan tarif impor balasan.
Para pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa presiden menyoroti Jepang dan Korea Selatan sebagai negara-negara yang, menurutnya, "memanfaatkan hubungan mereka dengan AS". Namun, otoritas Jepang khawatir akan dampak negatif terhadap perekonomian nasional jika tarif impor yang baru benar-benar diberlakukan. Sementara itu, data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa perekonomian Jepang mengalami kontraksi pada 2024. Para ahli memperingatkan bahwa Jepang mungkin tidak mampu terus menanggung masalah ekonomi, karena masalah baru bisa memperburuk kondisi yang sudah lemah.
Kementerian Perdagangan Jepang menilai bahwa sangat penting untuk segera memperjelas rincian kebijakan ini serta mendapatkan informasi terkait sikap Washington terhadap tarif balasan. Saat ini, tarif rata-rata Jepang lebih tinggi dibandingkan dengan AS, yang berarti Tokyo bisa menjadi target kebijakan perdagangan Trump.
Pada 2025, tarif rata-rata Jepang atas semua impor dari AS akan sebesar 3,2%, sementara AS hanya mengenakan tarif 1,4% atas impor dari Jepang. Para analis percaya bahwa langkah yang lebih masuk akal bagi AS adalah memberikan kepastian kepada Tokyo bahwa mereka akan menurunkan tarif impor, bukan justru menaikkannya.
