Isu mengenai suku bunga acuan Federal Reserve tetap menjadi sorotan, membuat analis dan pelaku pasar terus waspada. Currency strategist di Morgan Stanley ikut dalam diskusi ini, dengan keyakinan kuat bahwa Federal Reserve kemungkinan besar tidak akan memangkas suku bunga sebelum akhir 2025. Mereka mantap dengan skenario tersebut.
Bulan lalu, regulator mempertahankan suku bunga tanpa perubahan, dengan alasan yang sudah umum diketahui: ketidakpastian dampak tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump. Dengan latar belakang ini, Fed menahan biaya pinjaman di kisaran 4,25% hingga 4,50%. Bank sentral AS tersebut memilih sikap wait-and-see hingga ada kejelasan lebih lanjut terkait dampak tarif tersebut.
Data terbaru menunjukkan bahwa tarif AS mulai mendorong kenaikan harga pada barang-barang yang terkena bea masuk tersebut, memperkuat alasan untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. Analis Morgan Stanley menyoroti bahwa ketidakpastian masih ada terkait besaran dan lamanya inflasi, serta apakah tekanan harga akibat tarif dapat meluas ke indikator ekonomi yang lebih luas.
Sementara itu, pasar tenaga kerja AS mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Laporan nonfarm payrolls bulan Juli tidak mencapai ekspektasi, dan data untuk dua bulan sebelumnya juga direvisi turun. Hal ini meredam harapan awal bahwa pasar tenaga kerja dapat bertahan dari gelombang tarif Trump.
Pertumbuhan lapangan kerja yang melambat bisa menjadi alasan untuk pemangkasan suku bunga, namun untuk saat ini skenario tersebut masih kecil kemungkinannya. Menurut Morgan Stanley, di antara kenaikan harga dan lemahnya pertumbuhan lapangan kerja, inflasi adalah masalah yang lebih mendesak. Oleh karena itu, berbeda dengan pelaku Wall Street lainnya, mereka tidak memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga pada 2025.
Meski demikian, kebijakan tarif saat ini dan lemahnya laporan ketenagakerjaan AS mendorong investor untuk percaya bahwa Fed mungkin memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya di bulan September. Saat ini, pasar memperhitungkan hampir 88% kemungkinan terjadinya pemangkasan pada September.